"Ya udah. Tulis kalau begitu," kata saya, lugas.
Tunggu punya tunggu. Lima, sepuluh, lima belas, dua puluh menit, dan tidak ada yang terjadi! Tak ada satu kata pun yang tertuang di kertas. Kertas masih polos, putih seperti salju.
"Lho, kok gak ada yang ditulis?" tanya saya, heran.Â
"Mau nulis apa, Pak?" jawabnya polos.Â
Lho.Â
Saya cuma bisa melongo, dan pada akhirnya, saya memberi contoh karangan, dan si Agus ini "menyontek" apa yang saya tulis, lebih tepatnya mengganti beberapa kata dalam tulisan saya. 90 persen adalah tulisan saya. Hanya sekitar 10 persen yang dia ganti kata-katanya!
Menulis, terutama menulis dengan tangan, bisa memicu otak kiri dan kanan secara bersamaan. Bisa Anda cari di mbah Google tentang manfaat menulis lainnya. Banyak sekali manfaat menulis.Â
Anak tidak suka menulis? Sangat disayangkan.
Anjurkan anak untuk menulis. Kalau perlu, Anda sebagai orangtua juga suka menulis. Dengan begitu, biasanya anak jadi suka menulis juga.Â
Tulisan apa? Yah, untuk di awal, yang ringan-ringan saja dulu, seperti cerpen tentang berkebun dengan ibu, atau puisi tentang sekolah, dan lain sebagainya.Â
Setelah itu, tempel karya anak di dinding ruang tamu atau posting di media sosial sebagai kenangan indah saat anak masih kecil.Â