"Itu lagu apa, Pak?"
Saya kaget waktu mendengar pertanyaan dari salah satu murid les saya, sebut saja Dewi, setelah saya memainkan lagu "Ayo Mama" dalam versi fingerstyle di gitar saya (masih belum lancar waktu itu). Dia murid kelas enam SD, dan selama bersekolah, dia tidak pernah mendengar lagu ini dipelajari di sekolah!Â
Begitu juga dengan beberapa murid saya yang lain. Mereka tidak pernah menyanyikan dan guru-guru mereka tidak pernah mengajarkan lagu "Ayo Mama" di sekolah!Â
Mungkin kasus ini hanya ada di beberapa sekolah dimana murid-murid les privat saya belajar. Saya harap tidak terjadi di sekolah-sekolah lain, karena sangat disayangkan kalau anak hanya disuruh menghafal nama-nama lagu daerah dan asalnya, tapi tidak menyanyikan lagu-lagu tersebut!Â
Saya pernah menanyakan judul lagu dari video di bawah ini, tapi ada beberapa anak murid yang tidak tahu judul lagunya!Â
Saya berharap, semoga Pak Nadiem Makarim, mendikbud kita saat ini, bisa sesegera mungkin merombak total kurikulum yang ada sekarang, sehingga jangan hanya berpusat pada aspek kognitif saja, tapi juga aspek afektif dan psikomotor. Dalam teori, ketiga aspek dilibatkan, tapi dalam praktik di lapangan tidak seperti teori yang dituangkan.
Kembali ke topik awal, kebetulan saya melihat permainan gitar fingerstyle dari Bapak Ari Hakim di Youtube, dan video permainan gitar beliau yang berjudul "Ayo Mama" menarik perhatian saya.
Beliau menyertakan link partitur atau aransemen dalam bentuk gitar fingerstyle di caption-nya. Saya jadi tertarik untuk memainkan lagu ini di gitar kesayangan.
Dari bulan Januari 2020, saya mempelajari, berlatih, memainkan, dan akhirnya, pada awal Maret 2020, setelah merekam videonya, saya memberanikan diri mengunggah di Youtube, meskipun saya akui, banyak sekali kekurangan dalam penjarian dan pemetikan dawai gitar. Namun, tak apa. Seiring waktu, saya akan meningkatkan kemampuan gitaran saya ^_^.
Hasil latihan gitaran lagu "Ayo Mama" dapat Anda tonton di bawah ini ^_^.
Biasanya, setelah mem-publish, saya menuliskan sedikit uraian mengenai mengapa saya memainkan lagu tersebut, asal-usul lagu, siapa penciptanya, siapa yang mempopulerkan lagu tersebut, apa makna atau nilai moral yang terkandung di dalam lagu tersebut, dan lain sebagainya.Â
Karena kesibukan dalam bekerja, keinginan untuk menuliskannya baru bisa terealisasi sekarang, di tengah pandemi Covid-19.
Mungkin saja, bertepatan dengan anjuran #belajardirumahsaja, peran ibu atau mama dalam hal ini, sangatlah vital. Jadi, bagi anak-anak sekalian, jangan nakal dan bandel sama mama ya ^_^.
Saya sudah melakukan penelusuran di mbah Google yang katanya sakti mandraguna dan tahu segala. Kenyataannya, agak sukar menemukan informasi perihal lagu "Ayo Mama" ini.Â
Setelah berusaha sekian lama, saya menyimpulkan, ada 3 hal menarik yang saya dapatkan dari lagu "Ayo Mama".Â
1. Ada nama penulis lagu
Nah, ini yang menarik.
Selama ini, mungkin kita sudah tahu pada umumnya kalau lagu-lagu daerah biasanya tidak diketahui nama-nama penulis lagunya.
Tapi, saya kaget, sewaktu melihat transkripsi gitar "Ayo Mama" dari Bapak Ari Hakim. Sesudah judul "Ayo Mama", di bawahnya tertulis "Huan Huilang".
Selama ini saya tidak pernah tahu kalau lagu ini penciptanya Huan Huilang!
Saya pun mencari di Google tentang sosok Huan Huilang. Sayangnya, tidak ada hasil apa pun tentang siapa sebenarnya Huan Huilang.
Apakah dia seorang Warga Negara Asing (WNA) dan kebetulan tinggal di Maluku pada saat menciptakan lagu "Ayo Mama"? Atau dia menikah dengan penduduk lokal dan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI)?Â
Masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang timbul di pikiran saya, namun setelah saya pikir-pikir, untuk apa mempermasalahkan siapa dia dan statusnya? Huan Huilang sudah berjasa pada Indonesia, khususnya Maluku, karena sudah menciptakan lagu yang menarik dan sarat makna ini.Â
2. Lirik dalam bentuk pantun
Huan Huilang menuliskan lirik dalam bentuk pantun, sehingga menjadi menarik dan pas untuk dinyanyikan. Iramanya pun riang, sehingga menghibur hati.Â
Ada yang belum tahu atau lupa liriknya?Â
Saya sertakan di bawah ini ^_^.
Ayo Mama
Ayo mama, jangan mama marah beta
Dia cuma, dia cuma pegang beta
Ayo mama, jangan mama marah beta
Lah orang muda punya biasa
Ayam hitam telurnya putih
Mencari makan di pinggir kali
Sinyo hitam giginya putih
Kalau ketawa manis sekali
Ayo mama, jangan mama marah beta
Dia cuma, dia cuma pegang beta
Ayo mama, jangan mama marah beta
Lah orang muda punya biasa
Ayo mama, jangan mama marah beta
Dia cuma, dia cuma pegang beta
Ayo mama, jangan mama marah beta
Lah orang muda punya biasa
Ada versi lain yang saya temukan, dalam hal ini penambahan lirik pantun di beberapa blog tertentu, tapi pada dasarnya, baris-baris di atas adalah baris-baris yang utama dalam lagu ini.
Rima yang dituangkan menunjukkan kecerdasan sang pencipta lagu. Ketepatan lirik dengan melodi bisa tercapai. Sungguh lagu yang istimewa.
3. "Penyisipan" nilai moral tentang etika pergaulan
Setiap lagu daerah, selain kaya akan keragaman budaya, juga sarat nilai moral yang terkandung di dalamnya. Begitu juga dengan lagu "Ayo Mama" dari Provinsi Maluku ini.
Setelah saya menelaah, baik lewat berbagai sumber yang terbatas di internet, maupun lewat pengamatan langsung, bisa disimpulkan bahwa :
Lagu ini menceritakan tentang seorang gadis yang kedapatan sedang berpacaran dengan seorang lelaki. Mama dari gadis tersebut melihat kalau sang lelaki sedang memegang tangan anak gadisnya.Â
Sang "Mama" marah. Tapi anak gadisnya memberikan pengertian pada mamanya bahwa dia dan sang pacar tidak melakukan hal-hal yang melanggar norma-norma kesusilaan. Sang lelaki memegang tangan sang gadis pujaan (mungkin untuk membantu sang gadis menyeberang jalan; atau saat berada di pasar malam. Ini asumsi saya. Entah benar atau tidak menurut pencipta lagu ^_^). Sang pacar hanya sebatas memegang tangan. Itu saja. Tak lebih dari itu. Tidak melanggar norma-norma agama.Â
Menurut saya, ini cara yang elok dalam menyisipkan nilai moral dalam sebuah lagu. Nilai moral tentang etika pergaulan terkandung dalam lagu ini, dan kita yang mendengarkan atau menyanyikannya tidak merasa "dinasihati" atau "digurui"
Lagu ini mengandung pemahaman bahwa betapa eratnya hubungan ibu dan anak gadisnya, serta betapa nilai-nilai moral sudah ditanamkan sejak dini.Â
Terkadang saya heran melihat kebanyakan pasangan muda-mudi saat ini yang kemana-mana "nempel terus", lengket seperti ada lemnya. Sang gadis memeluk sang pacar dari belakang. Atau sang lelaki merangkul sang gadis di keramaian. Menunjukkan kemesraan. Tapi setelah menikah, kok malah seperti "balapan". Suami di depan jauh sekali, sedangkan istri ditinggal di belakang! Mudah-mudahan nikahnya bukan karena "kecelakaan".
* * *
Demikianlah 3 hal menarik dari "Ayo Mama", salah satu lagu daerah dari Provinsi Maluku. Sangatlah kaya negara kita ini, dengan beragam suku, budaya, bahasa, serta lagu daerah yang unik. Kiranya dengan keberagamaan ini, kita tetap bersatu padu dan bangga menjadi bangsa Indonesia yang bukan saja kaya akan sumber daya alam dan keindahan daerahnya, namun juga kaya akan budaya yang unik dan lain dari yang lain.Â
Bagi anak-anak yang sedang #belajardirumah saat ini, pesan saya kepada kalian semua :
Taat pada Ibu kalian. Kalian ada di dunia ini karena Ibu kalian. Kalian menjadi sehat dan tumbuh berkembang karena jasa ibu kalian. Jadi, berbaktilah pada Ibu (dan ayah juga ^_^).
Akhir kata, tetap positif dalam menghadapi kondisi saat ini, dan sebagai penutup, mari kita menyanyikan lagu "Ayo Mama" bersama-sama dengan mengikuti video di bawah ini.
Salam Kompasiana ^_^.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H