Rani,Â
Mungkin kau tak menyangka mendengar rekaman ini saat kau terbangun pagi ini. Di saat kau mendengar ini, aku sudah berada dalam perjalanan menuju Balikpapan.
Maaf, aku tidak berpamitan. Di depanmu, lidahku kelu. Aku tak mampu mengatakan kalau aku mendapat pekerjaan di Balikpapan. Kita berpisah. Tapi jangan kuatir. Aku akan sesekali ke Samarinda, untuk berkunjung ke rumah kakak, sekalian bertemu denganmu.
Aku sengaja menerima tawaran kerja di Balikpapan. Aku menimbang hubungan kita selama tiga bulan ini. Aku mencintaimu. Kau tahu isi hatiku padamu. Namun, kuperhatikan, kau melihat "bayangan Mas Andrew" dalam diriku, sewaktu aku memainkan "Kiss The Rain" di gitarmu.Â
Aku mengerti, kau kehilangan Mas Andrew. Kecelakaan sepeda motor bersamanya merenggut nyawa Mas Andrew dan penglihatanmu. Kata ayahmu, kau pernah berkata bahwa kau "seakan" melihat "bayangan Mas Andrew" di diriku saat aku memetik dawai gitar, memainkan "Kiss The Rain", lagu favorit kalian dulu.Â
Janganlah mencium "bayangan dia" di diriku. Aku takut tidak bisa memenuhi harapanmu, karena aku bukanlah Mas Andrew-mu.Aku adalah Anton, seorang pria sederhana, tidak sebanding dengannya yang jauh melebihiku.
Aku minta maaf kalau aku menyakiti perasaanmu. Kutinggalkan video permainan gitarku. Kiranya, saat aku datang kembali kelak, kau sudah dapat memutuskan untuk mencium "bayanganku" seutuhnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H