Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Hal Ini Wajib Kita Jaga kalau Tidak Mau Celaka

3 Februari 2020   17:47 Diperbarui: 3 Februari 2020   18:28 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang mau celaka? 

Tentu saja, tak ada seorang pun yang mau celaka. Saya tidak dan Anda pun pasti juga tidak mau. 

Oleh karena itu, untuk menjaga diri kita tetap aman dan tenteram, perlu mencermati hal-hal dalam diri, supaya orang lain tidak salah paham dengan kita, dan kita pun tidak salah dalam bertutur dan berperilaku. 

3 hal dalam diri perlu kita jaga agar terhindar dari celaka dan malapetaka. 

1. Kemauan 

Bicara masalah "mau" berarti bicara masalah apa yang dimaui, atau diingini. Berbahaya kalau kemauan tidak dijaga, apalagi kemauan untuk maju. Jangan sampai kemauan untuk maju atau kemauan untuk bekerja keras ada, tapi tidak dieksekusi.

Jangan hanya punya kemauan, tapi hanya bermimpi saja. Cuma jadi fatamorgana kalau tak dilakukan. 

Di sisi lain, "kemauan" untuk memiliki benda yang sebenarnya tidak terlalu perlu sebaiknya dikontrol karena bisa besar pasak daripada tiang. 

Misalnya, membeli sepeda motor keluaran terbaru padahal sepeda motor yang lama masih berfungsi dengan baik. Membeli hape canggih teranyar dengan harga lebih dari 10 jutaan padahal hanya untuk hal-hal yang konsumtif seperti SMS atau WA ngalor-ngidul, telepon panjang kali lebar, nonton video youtube yang un-faedah, dan sebangsanya. Kalau seandainya digunakan untuk berbisnis online atau menulis artikel blog, tentu saja oke punya.

Jangan sampai kemauan mengenyampingkan kebutuhan yang hakiki.

2. Perasaan 

Baper atau terbawa perasaan menjadi istilah yang selalu tren pada masa kini, entah itu baper karena terharu sehabis menonton film romantis atau baper karena tersinggung akan cemoohan orang lain.

Terkadang karena perasaan marah, timbullah tindakan-tindakan yang membuat orang lain susah, dan juga melukai diri sendiri.

Banyak kejadian yang termuat di surat kabar yang begitu memprihatinkan seperti pembunuhan, tertipu oleh iming-iming keuntungan besar seketika dari bisnis bodong, perkosaan, dan lain sebagainya, dan itu semua karena emosi yang labil atau menurutkan perasaan yang belum tentu benar adanya.

Seperti ada pernyataan umum yang berkata, "Menjadi tua itu pasti; Menjadi dewasa itu pilihan." Tua itu belum tentu dewasa. Selama masih bernapas, kita akan masih terus belajar mengendalikan perasaan. Rambut putih tidak menjamin matangnya kedewasaan seseorang.

Tetap belajar dari sekolah kehidupan supaya dapat  mengontrol perasaan agar tidak lepas kendali.

3. Pikiran

Anda mengisi pikiran dengan apa?

Pertanyaan di atas selalu menjadi perenungan bagi saya setiap hari. Apakah saya mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif atau negatif? Apakah saya menumpuk "sampah", perasaan sakit hati terhadap orang lain, hiburan-hiburan semu, dan hal-hal yang tidak berfaedah di pikiran saya?

Saran saya, daripada memenuhi pikiran dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, lebih baik kalau memfokuskan pikiran pada segala sesuatu yang menimbulkan kedamaian dalam hati, menyibukkan pikiran dengan hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan diri ke arah yang lebih baik.

Misalnya, karena saya berbisnis online, saya mengisi pikiran saya dengan hal-hal yang berhubungan dengan bisnis online, yaitu ilmu tentang instagram marketing, facebook marketing, facebook ads, blog, dan lain sebagainya.

Membaca tulisan-tulisan lain seperti politik, hukum, keamanan, dan lain-lain tidak menjadi prioritas saya. Bukannya tidak penting, namun tidak berkorelasi langsung pada bisnis online yang saya geluti.

Pikiran yang penuh kedamaian tercipta bukan secara kebetulan, tapi karena kita mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat dan penuh kedamaian secara sengaja, seperti membaca kitab suci, buku-buku biografi dan motivasi, serta pengembangan diri dengan tujuan untuk mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif.

Daripada mengisi pikiran dengan menonton tayangan-tayangan yang tidak memberi nilai tambah, baik itu dari televisi atau media online semacam youtube, lebih baik menyaksikan tontonan yang bermanfaat untuk kemajuan diri, semisal untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, maka menonton saluran Youtube tentang pembelajaran bahasa Inggris; ingin bisa bermain gitar dengan teknik fingerstyle, sudah banyak video tutorial bermain gitar ala fingerstyle yang bisa dipelajari di youtube. Saya sudah menonton, mengisi pikiran saya, dan mempraktekkannya. Hasilnya terwujud seperti salah satu video permainan gitar saya di bawah ini.

* * *

Masih banyak hal yang harus kita jaga dalam hidup, tapi menurut saya, tiga hal di atas yang sangat berperanan vital dan mengambil alih seluruh proses kehidupan.

Kiranya kita semua bisa menjaga ketiga hal di atas dengan bijaksana, seperti mengenakan kekang pada kuda, supaya tidak lepas kendali.

Kemauan, mau untuk bekerja giat, namun harus bisa membedakan antara kemauan dan kebutuhan dalam hal membeli barang, apakah untuk kepentingan konsumtif atau produktif.

Perasaan, hal yang lumrah dalam hidup, namun jangan sampai perasaan yang mendominasi, membuat gelap mata dan emosi berlebihan, sehingga logika terabaikan.

Pikiran, menentukan keberhasilan seseorang. Anda menjadi Anda yang sekarang karena apa yang ada dalam pikiran Anda. Mengisi pikiran dengan hal-hal yang baik, benar, dan bermanfaat, tentulah pilihan yang bijak.

Akhir kata, semua berpulang kepada kita. Mengontrol 3 hal di atas niscaya akan membawa bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun