Berbisnis online adalah sesuatu yang tak pernah terbayang dalam benak saya sebelumnya. Maklum, sebagai guru, konotasi mencari uang dalam benak saya hanya lewat mengajar saja, baik itu mengajar di sekolah, bimbingan belajar (bimbel), maupun les privat ke rumah-rumah.Â
Namun, penetrasi teknologi yang semakin masif, dalam hal ini, laptop, kemudian ponsel yang semakin 'pintar' menyebabkan paradigma saya dalam mencari uang menjadi berbeda.Â
Mulai dari menulis di blog, seperti di Kompasiana ini, sampai berbisnis online, bisa dilakukan hanya dengan bermodalkan gawai segenggaman tangan yang bernama ponsel pintar atau smartphone.
Meskipun begitu, saya tidak pernah terpikir bahwa hidup akan semudah saat ini. Dengan hape di genggaman, serasa "memegang bola dunia".
All in One.Â
Mau belajar bahasa Inggris, tinggal googling di internet.Â
Mau masak ayam rica-rica tapi tidak tahu resepnya, tinggal cari resepnya di Google.
Mau ngajarin matematika pada anak tapi tak paham matematika? Bisa belajar dulu lewat Youtube University dan Google Campus.Â
Namun, konyolnya, saya baru tahu tentang BCA mobile sekitar tiga bulan yang lalu!
Ketidakpraktisan #1 - Mengenai cek transferan dari pelanggan
Senang dapat info dari pelanggan kalau sudah transfer dana pembelian?Â
Ah, itu bagaikan pucuk di cinta ulam tiba ^_^.
Kalau saya di rumah, saya pun akan bersegera, dengan semangat 45, mengecek transferan pelanggan lewat internet banking di laptop.Â
Seandainya saya di luar rumah, saya akan mengecek lewat sms banking atau ke ATM terdekat.Â
Yang menjadi masalah, kalau di luar rumah. Saya tidak membawa laptop. Kalau mengecek lewat sms banking di area-area pinggiran kota, agak sedikit sulit karena jaringan seluler kurang begitu baik. ATM pun langka. Mungkin malah tidak ada kalau berada dalam perjalanan dari Samarinda ke Balikpapan (karena pemukiman yang masih jarang, sehingga sulit menemukan ATM di area perjalanan antara Samarinda - Balikpapan.Â
Akibatnya cukup menyusahkan. Pernah saya membawa laptop ke Banjarmasin. Waktu itu, saya sedang berlibur ke rumah salah satu saudara. Pemikiran saya waktu itu, supaya mudah melakukan transaksi, terutama mengecek transferan. Padahal kenyataannya, saya malah tak bisa mengecek menggunakan laptop, karena aktivitas liburan berada di luar rumah. Percuma membawa laptop! Konyol sekali!
Ketidakpraktisan #2 - Mengenai transfer ke supplier
Nah, ini juga seperti halnya ketidakpraktisan pertama. Membawa laptop ke luar kota dengan tujuan bisa tetap berbisnis online.Â
Pernah suatu kali, waktu saya ada di kota lain, saya tidak membawa token. Padahal token itu manfaatnya untuk memasukkan kode unik tertentu supaya proses transaksi di internet banking bisa dilaksanakan.Â
Bisa kebayang waktu sudah masuk ke website internet banking, dan harus memasukkan kode khusus dari token, tapi sewaktu mau mengambil token dari dalam tas, ternyata tak ada, dan baru ingat kalau lupa memasukkan ke dalam tas sebelum berangkat!
Jengkel banget jadinya. Untuk apa bawa laptop kalau begitu? Sangat tidak praktis!Â
Ketidakpraktisan #3 - Mengenai tarik tunai dengan kartu
Hari yang sama, hanya beda waktu saja. Siangnya, terhalang tak bisa mentransfer uang ke supplier karena token ketinggalan di rumah di Samarinda, sedangkan saya ada di Balikpapan saat itu.Â
Waktu saya mau transfer lewat ATM, ternyata kartu ATM saya juga ketinggalan!
Terpaksa saya minta tolong ke kakak untuk mentransfer sejumlah uang ke supplier.Â
"Mbak, bisa minta tolong transferkan uang ke supplierku? Kartu atm-ku ketinggalan di Samarinda. Nanti kalau kita di Samarinda, kuganti uangnya," pinta saya pada Mbak Dini (bukan nama sebenarnya), kakak perempuan saya.Â
"Bisa. Berapa duit?" tanya Mbak Dini.Â
"Segini. Ini nomor rekening dan nama pemilik rekeningnya," jawab saya sambil menyerahkan selembar kertas bertuliskan jumlah uang yang harus ditransfer, nomor rekening tujuan, dan nama pemilik rekening tujuan.
"Oke. Kutransfer sekarang," kata Mbak Dini, sambil mengutak-atik hapenya.Â
"Emangnya bisa pake hape?" tanya saya heran.Â
"Bisa dong. Masa kamu gak tahu?" tanya Mbak Dini balik.
"Pake SMS Banking?" tanya saya lagi, "Apa gak susah dan lambat?"
"Pake aplikasi, Ton. Dibikin simpel aja. Lebih cepat. Pake BCA mobile. Nih, udah kelar. Kukirim bukti transfernya ya ke WA-mu."
"Wah, aku ketinggalan info nih," kata saya, "Selama ini berarti aku kurang praktis."
"Yah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Aku juga dulu kan gak tahu. Sekarang kamu udah tahu, ya pakai BCA Mobile. Jadi bisnis onlinemu makin tambah lantjar djaja."
Sejak itu, sekitar tiga bulan yang lalu, saya mulai menggunakan BCA Mobile. Sungguh sangat membantu dalam berbisnis online. Tidak perlu ribet atau pusing pala barbie kalau ingin cek saldo apakah sudah ada transferan dari konsumen atau belum; mudah dalam transfer dana ke supplier; dan ambil uang tunai di ATM jadi praktis dengan bantuan smartphone. Cardless. No card, no problem.
Jadi, kalau sekarang saya ketemu teman yang masih ribet karena pusing harus cari ATM terdekat untuk transfer dana atau mau tarik tunai tapi kartu ketinggalan, maka saya akan mengatakan, "Hidup ini dibikin simpel. Pakai BCA mobile. Praktis, cepat, dan tidak repot."
"BCA mobile, menjadikan kita generasi simpel, kerja keras jalan terus, kerja cerdas mempercepat kinerja."
" Jadilah Generasi simpel dengan BCA mobile."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H