Dulu, sewaktu saya masih slengean, saya selalu berpikir, aset itu adalah segala sesuatu yang memberikan keuntungan materi, sehingga waktu saya tidak bisa bekerja lagi, aset itu bisa memberikan passive income bagi saya.Â
Dalam pikiran saya saat itu, aset itu berbentuk fisik, seperti properti (kos-kosan, rumah sewaan, apartemen, dll), bisnis, royalti dari buku karya saya, dan lain sebagainya.Â
Namun, ternyata, setelah mengalami dua kejadian fatal dalam hidup, saya menyadari bahwa sehat pun termasuk aset, malahan sehat itu adalah aset yang paling berharga dalam hidup ini.Â
Dua kejadian fatal yang menyadarkan saya adalah:
1. Kecelakaan lalu lintas di tahun 1999
Waktu itu, saya masih berusia muda (usia dirahasiakan. Takut ketahuan tuanya ^_^).Â
Saya mengalami kecelakaan lalu lintas yang tak mungkin akan terlupa dalam hidup saya. Saya mengendarai sepeda motor pada saat itu.Â
Saya tidak akan menceritakan secara kronologis bagaimana terjadinya, tapi yang jelas, saya mendapat jahitan di dekat mata untuk pertama kalinya, dan beberapa luka lecet di lengan, tangan, dan kaki.Â
Kalau tidak salah, sekitar seminggu, saya tidak keluar rumah, karena dalam masa pemulihan..
2. Kecelakaan lalu lintas sekitar 15 tahun yang lalu
Sebenarnya kecelakaan kedua ini kurang lebih hampir serupa dengan yang pertama. Bedanya, yang kedua ini, saya terbantu dengan adanya asuransi yang mengganti dana berobat saya di rumah sakit.Â
Jangan sampai kena musibah dulu, baru menyesal
Yah, saya baru menyesal setelah kena musibah.Â
Sakit itu tidak enak.
Makan tak enak, tidur tak nyenyak, duit pun tak dapat, malah keluar terus. Karena sakit, akibatnya tidak bisa bekerja, duit tak diperoleh, terpaksa tabungan harus keluar, untuk biaya pemulihan.Â
Punya uang banyak tapi sakit-sakitan tentu saja bukan pilihan yang menyenangkan. Pasti kalau disuruh memilih, inginnya punya uang banyak, tapi tetap sehat sampai akhir hayat.Â
Ada beberapa langkah konkret yang harus dilakukan untuk menjaga aset yang bernama 'sehat' ini, supaya tidak 'terganggu'.Â
Apa saja beberapa langkah yang dimaksud?Â
1. Makan makanan bergizi secara teraturÂ
Kebiasaan makan kebanyakan orang yang saya kenal terkadang membuat saya geleng-geleng kepala.Â
"Tidak perlu sarapan. Cukup makan siang dan malam."
"Lagi diet. Pagi tidak makan. Siang makan. Malam, tidak makan."
Gimana mau sehat, kalau pola makannya seperti itu ^_^? Yang ada malah jadi langganan dokter karena sakit maag atau tukak lambung.Â
Pola makan di tiga jadwal utama, yaitu sarapan pagi, makan siang, dan makan malam, adalah wajib. Plus, cemilan-cemilan di sela-sela makan besar tadi, misalnya cemilan buah-buahan.
2. Minum air putih secukupnyaÂ
Air adalah komponen utama dalam tubuh kita. Kekurangan air dalam tubuh bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti menghambat proses pemulihan saat sakit, gangguan pada sistem pencernaan, gangguan pada sendi, dan lain sebagainya.Â
Jadi, minumlah air putih secukupnya, sesuai anjuran minimal. Lebih banyak, lebih bagus, kalau memungkinkan.Â
3. Berolahraga secara teraturÂ
Tak bisa dipungkiri kalau para pendahulu kita di masa lampau, terutama yang tinggal di pedesaan, para pemburu, para peternak, dan lain sebagainya, mempunyai umur yang panjang dan berkualitas, dikarenakan mereka tetap beraktivitas secara fisik, yang membutuhkan gerak badan.
Mereka "terpaksa" melakukan aktivitas fisik karena mata pencaharian sehari-hari membutuhkan tenaga fisik.Â
Petani membutuhkan tenaga fisik untuk mengolah sawahnya.Â
Pemburu berjalan, berlari, memanjat pohon, atau mendaki bukit dan gunung untuk berburu, berusaha mendapatkan rusa, kelinci, atau hewan liar lainnya demi kelangsungan hidup mereka.
Aktivitas fisik yang "terpaksa" dikerjakan tersebut membuat badan mereka sehat secara jasmani.Â
Sayangnya, saat ini kebanyakan orang mempunyai pekerjaan yang jauh berbeda. Lebih banyak berada di belakang meja. Aktivitas fisik sangat kurang.
Luangkan waktu untuk berolahraga, misalnya dengan berjalan kaki mengelilingi kompleks perumahan, berenang, bersepeda, lari atau melakukan jenis olahraga lain yang kita sukai, yang membutuhkan aktivitas fisik. Dengan begitu, hidup jadi lebih sehat dan berkualitas.Â
4. Berpikir positifÂ
Kita harus memilah mana hal-hal yang positif dan mana yang negatif. Sayang kalau mengisi hidup dengan hal-hal yang negatif, seperti menonton beberapa tayangan tv yang un-faedah; memikirkan nyinyiran orang yang tidak suka pada kita, baik di dunia nyata, maupun maya; dan lain sebagainya.Â
Isilah pikiran kita dengan hal-hal yang positif, seperti membaca kitab suci dan buku-buku motivasi, serta artikel-artikel yang membangun lainnya.Â
Sekarang, pertanyaannya : Apakah dengan melakukan keempat langkah di atas sudah cukup?Â
Ternyata tidak cukup, karena itu berasal dari diri kita sendiri.
Ada hal-hal yang bisa mengancam aset kita, kesehatan kita, yang mana bisa terenggut karena faktor dari luar.Â
Contohnya kecelakaan sepeda motor yang saya alami di masa lampau yang saya sudah singgung di awal tulisan ini sungguh tidak direncanakan. Tidak ada seorang pun yang berencana untuk mendapat kecelakaan. Pasti semua orang ingin sehat dan sejahtera.Â
Begitu juga dengan sakit penyakit. Tidak ada seorang pun yang ingin sakit. Pasti ingin sehat dan ingin terus bisa beraktivitas sampai akhir masa.Â
Namun seandainya penyakit menimpa, terpaksa kita harus menghadapinya.Â
Yang menjadi persoalan selanjutnya adalah ketika aset kita yaitu kesehatan kita 'terganggu', apakah akan mengusik dan menguras aset-aset kita yang lain?Â
Saya sudah banyak melihat beberapa teman saya yang menderita penyakit seperti jantung koroner, stroke, dan lain sebagainya, sehingga tidak bisa bekerja kembali secara optimal, dan pada akhirnya harta, seperti rumah, emas, tanah, dan harta-harta lain dijual demi kesembuhan.Â
Tapi yang lebih mengenaskan adalah beberapa teman yang menderita kanker atau gagal ginjal dan harus menjalani pengobatan rutin setiap minggu.Â
Biaya?Â
Itulah yang menjadi permasalahan.
Seandainya tidak ada asuransi yang meng-cover, mereka tentu tidak akan sanggup membayar biaya pengobatan.Â
Saya pun di kecelakaan kedua terbantu, karena biaya pengobatan di rumah sakit bisa diganti oleh asuransi yang saya ikuti.Â
Lindungi Anda dan keluarga dengan "payung" asuransi
Risiko kecelakaan atau sakit bisa menimpa siapa saja. Sehebat apapun kita menjaga kesehatan, risiko-risiko yang berbahaya bagi tubuh bisa menimpa.Â
Oleh karena itu, lindungi diri Anda dan keluarga dengan "payung" yang bernama asuransi.Â
Ada banyak asuransi yang tersedia, namun salah satu yang istimewa adalah Sun Medical Platinum yang mempunyai keistimewaan tersendiri.Â
Apa keistimewaan dari Sun Medical Platinum?Â
Memberikan perlindungan kesehatan secara lengkap hingga usia 88 tahun
Produk asuransi ini merupakan asuransi kesehatan pertama di Indonesia yang menyediakan perawatan untuk efek samping kemoterapi dan terapi pendukung untuk pemulihan seperti terapi wicara serta terapi okupasi.
Ini baru salah dua dari keistimewaan Sun Medical Platinum. Masih ada banyak keistimewaan dan manfaat yang bisa diberikan oleh asuransi yang satu ini.
Untuk lebih jelasnya, Anda semua bisa mengunjungi website dari Sun Medical Platinum disini.
Akhir kata, saya percaya Anda pasti ingin hidup sehat dan berkualitas sampai akhir masa, dan dalam proses kehidupan, Anda pasti ingin mencapai berbagai prioritas yang Anda idam-idamkan.Â
Jangan sampai impian-impian ambyar, karena kecelakaan atau penyakit.
Jangan sampai prioritas ingin membahagiakan orangtua dan keluarga buyar karena kesehatan terganggu atau mendapat musibah tertentu, yang mengakibatkan Anda tidak bisa bekerja kembali.Â
Jikalau Anda dan keluarga tercinta belum mempunyai proteksi kesehatan, segeralah memilikinya, untuk melindungi impian-impian Anda supaya tidak ambyar ditelan nestapa.Â
Sun Medical Platinum akan sigap membantu Anda dan keluarga dalam mewujudkan harapan Anda semua, karena Sun Medical Platinum menghargai kesehatan Anda dan keluarga adalah aset yang paling berharga dalam hidup Anda sekeluarga.Â
Jadi tunggu apa lagi?Â
Bertindaklah dengan segera, karena kita tidak bisa menduga apa yang akan terjadi esok hari.
"Sehat adalah aset yang paling berharga dalam hidup ini."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H