"Pak, aku gak ngerti."
"Bapak aja yang ngerjain."
"Gak ada jawabannya di buku."
Kalimat-kalimat di atas adalah salah tiga dari sekian banyak dalih anak dalam mengutarakan "ketakberdayaan" mereka dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang seabrek banyaknya.Â
Sebagai guru les, dalam berbagai situasi, saya menghadapi dilema.Â
Di satu sisi, saya ingin anak didik bisa mengerjakan sendiri, dengan bimbingan dari saya. Di sisi lain, karena keterbatasan waktu les dan soal PR yang buanyak banget, menyebabkan "keterpaksaan" saya untuk "mengerjakan" PR anak didik, mengesampingkan hati nurani (Yang sekolah ini guru atau anak didiknya ^_^?).
Banyak atau sedikit PR tidaklah mengusik saya.Â
Yang menjadi keprihatinan saya adalah kebanyakan anak-anak yang saya temui, baik di sekolah tempat saya mengajar dulu, maupun yang les, mereka mudah menyerah kalau menemui masalah dalam mengerjakan soal. Kebanyakan dari mereka sudah angkat tangan atas PR yang mereka punya.Â
Bagi saya, ini masalah. Saya pikir, mereka perlu membaca buku biografi, karena banyak hal positif yang bisa anak dapatkan setelah membaca buku biografi, baik buku fisik maupun digital.Â
Menurut pendapat saya, ada tiga alasan kenapa anak perlu membaca buku biografi.
1. Supaya mereka mengetahui bahwa butuh kerja keras untuk memperoleh kesuksesan
Saya teringat masa kecil, dimana ada banyak buku di rumah. Keluarga suka membaca buku sebagai kebiasaan, kegemaran sehari-hari.Â