Terlalu berlebihan menilai kemampuan seorang Lusy?
Ah, terserah apa kata orang. Bagi saya, ibu dosen ini sungguh merupakan panutan, memberikan contoh akan konsistensi dalam menulis puisi dengan genre cinta, ranah yang bagi kebanyakan orang adalah monopoli kaum Adam, ternyata Lusy mematahkan stigma itu. Kaum Hawa pun bisa menyatakan untaian kata-kata indah seputar cinta.
Mungkin karena kesibukan dalam mengajar, sehingga akhir-akhir ini, beliau agak berkurang intensitasnya dalam menorehkan karya. Tapi, itu tidak menjadi alasan bagi saya untuk tidak menempatkan beliau di posisi dua. Beliau pantas mendapatkannya.
Nah, setelah dari tujuh ke dua, sekarang posisi pertama jatuh pada ....
Jreng .... jreng ... jreng.
Peringkat #1 -Â Syahrul Chelsky
Sosok pria yang menjuluki diri sendiri sebagai "Tokoh Fiksi" memang menjadi jawara dalam menciptakan fiksi yang membumi dan kebanyakan mempunyai kejutan pada akhir dari setiap karya fiksi yang dihasilkannya.
Beberapa karya beliau sudah sangat banyak yang digelari oleh mimin K sebagai Artikel Utama, idaman setiap fiksianer K, bukti pengakuan bahwa sang kompasianer pengolah karya fiksi telah layak dikategorikan sebagai 'Master' di bidang fiksi.
"Ah, belum apa-apa."
Saya yakin, Syahrul akan berkata seperti itu, sewaktu membaca pujian saya di atas. Memang sosok ini terkesan sederhana, apa adanya, dan terus menggali, mengeksplorasi sisi-sisi kehidupan sehingga pada akhirnya beliau tuangkan dalam serba-serbi urutan kata per kata yang terjalin menjadi satu, membentuk makna mendalam bagi penikmat fiksi seperti saya.
Meskipun, layaknya penulis fiksi pada umumnya, menulis fiksi baru sebatas hobi, sehingga waktu produktivitas agak sedikit mengendor, saya bertanya, "Agak kurang intensitas nulisnya ya, Mas?", beliau menjawab, "Sibuk kerja di kantor, Mas."
Yah, wajar. Saya pun begitu. Periuk nasi harus tersedia setiap hari. Asap dapur harus mengepul setiap saat. Terpaksa, idealisme agak terpinggirkan. Namun, biarpun ada halangan, rintangan, kesibukan, menulis tetap jalan terus, di sela-sela kesibukan.