Bayar tagihan rekening listrik dan air.Â
Bayar uang sekolah anak.Â
Uang kebutuhan hidup sehari-hari (makan, minum, sabun, deterjen, dan lain-lain.Â
Uang untuk rekreasi (makan di luar rumah, semisal di restoran; jalan-jalan ke pantai, dll)Â
....
Masih banyak yang lain, sesuai skala prioritas. Dari yang paling mendesak,penting, dan tidak bisa ditunda; sampai yang kurang mendesak, kurang begitu penting, dan bisa ditunda pembayaran atau kepemilikannya. Nominal uang disesuaikan dengan anggaran yang akan ada nanti.Â
Setelah sudah menentukan pos-posnya, saya biasanya menyediakan amplop-amplop kosong dan di depannya saya tuliskan peruntukannya, misal amplop 1 untuk kredit rumah, amplop 2 Â untuk kredit motor, dan seterusnya.Â
Bisa juga dengan menggunakan fasilitas autodebet, jadi langsung dipotong dari rekening bank, kalau tidak mau ribet, untuk beberapa tagihan tertentu, misalnya cicilan KPR, angsuran kredit mobil, dan lain sebagainya.Â
Cara #2 - Pertimbangkan apakah benda-benda yang dikenai promo tersebut adalah kebutuhan atau keinginan
Kebutuhan dan keinginan bisa dikatakan hampir serupa. Betis, beda tipis.Â
Biasanya, dulu kalau saya ada sisa uang di luar perencanaan utama, ada keinginan untuk membeli barang yang saya idam-idamkan. Saat masih muda, memang kebanyakan kurang pertimbangan ^_^.
Namun, seiring waktu berjalan, saya melihat barang-barang yang saya beli dulu hanya teronggok tak dipakai. Saya jadi menyesal. Kenapa saya menurutkan hawa nafsu saya dulunya.Â