Perpisahan menyadarkan bahwa sang insan keliru mengambil keputusan. Di saat itu, dimana yang dikasihi tak berada di sisi, menyadarkan bahwa sehebat apa pun, sekuat apa pun, sepintar apa pun, sekaya apa pun, setiap orang bisa berbuat kesalahan dan merasa tak berdaya, tak kuat menanggung beban hidup, tanpa kekasih tercinta.
2. Belum Ada Kata Terlambat untuk Bertobat dan Meminta Maaf, selama Hayat Masih Dikandung Badan
Lalu, kalau sudah tahu, sudah sadar akan kesalahan, kemudian apa yang harus dilakukan?
"Ah, sudah tak ada harapan! Dia takkan kembali kepadaku!"
"Aku yang salah. Sudah tidak ada jalan keluar!"
"Dia tak akan memaafkanku. Aku yang mengkhianatinya. Aku menyakiti hatinya begitu hebat. Tak mungkin dia memaafkanku."
Melihat tiga ungkapan di atas, apakah solusi akhir adalah bunuh diri, mengakhiri hidup karena semua jalan sudah tertutup rapat?
Tidak ada kata terlambat untuk bertobat dan meminta maaf, selama hayat masih dikandung badan, meskipun harus melewati rintangan yang menghalang di hadapan.
Bertobat dan meminta maaf, itu yang harus dilakukan.
3. Melewati Berbagai Rintangan yang Bagaimana pun Sulitnya, Demi Meminta Maaf dan Berusaha Menjalin Kembali Hubungan yang telah Retak
Laut kan kuseberangi, Gunung kan kudaki.
Semua hambatan dilalui, demi bertemu kekasih hati, dan meminta maaf dengan segenap jiwa dan raga.
Terkadang, dalam situasi normal, melakukan secara maksimal tidak terjadi, seperti bekerja, apalagi pekerjaan yang tidak disenangi, namun karena tidak ada pilihan lain, terpaksa dikerjakan, dengan alasan, "Daripada menganggur."