Oh, tentu saja tidak, Ferguso ^_^.
Tak pernah terpikir bagi saya untuk kembali.
Malahan, sangat mengasyikkan, bisa hidup mandiri. Merasa bahwa diri sudah dewasa, belajar untuk mengelola keuangan, serta kenal beberapa teman kos dari yang ramah sampai yang cuek. Semua tipe manusia ada di kost.
Saya termasuk anak kost baik-baik (ehem ^_^). Kenapa bisa begitu? Karena ibu kost sudah tahu kalau saya bekerja sebagai guru honorer di esde, sambil kuliah. Otomatis gak bisa neko-neko. Gimana mau neko-neko? Selain karena berprofesi sebagai guru yang katanya digugu dan ditiru (uhuk ^_^), uang juga minim. Gimana mau macam-macam? Berbeda dengan Bobby (bukan nama sebenarnya), anak pengusaha tambang batu bara, yang hobinya pacaran melulu dan pergi dugem setiap malam.Â
"Kuliahnya malam, Mas," jawabnya, waktu saya tanya kuliah di mana dan jam berapa.
Herannya, status anak kuliahan, tapi kok sepertinya gak pernah belajar ^_^.
Saya termasuk golongan mahasiswa misqien di kost. Jangankan TV, dispenser aja saya nggak punya.
"Ayo, Mas, bareng nonton di sini," ajak Sandi (nama samaran), teman kost yang kamarnya pas di sebelah kamar saya.
Biasanya dia ngajak nonton di jam 10 malam ke atas, setelah saya pulang dari ngajar les privat dan habis dari mengetik tugas kuliah di rental komputer.
Capek?
Gak usah disebutin. Badan pegal-pegal, tulang linu-linu, tawaran nonton tv, serta suguhan kopi susu, plus martabak dan terang bulan tentu saja tak saya lewatkan. Rugi lah, rezeki kok ditolak, hehehe ^_^.