Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Menulis dengan Tangan Akan Punah di Masa Depan?

27 Juni 2019   11:16 Diperbarui: 27 Juni 2019   11:24 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis dengan tangan?

Kapan terakhir kali Anda menulis dengan tangan?

"Kalau tidak salah, saya menulis dengan tangan kemarin pagi. Waktu menulis nota pembelian," kata Sam (bukan nama sebenarnya), teman saya yang sehari-hari bekerja di toko bahan bangunan.

"Oke, boleh juga, tapi kalau yang agak berat sedikit, misalnya menulis puisi atau cerita pendek?" tanya saya balik.

"Wah, kalau itu sudah lama. Lima tahun yang lalu, waktu di SMA," jawab Sam.

Lima tahun yang lalu? Bagaimana dengan Anda? Apakah kurang atau malah lebih dari lima tahun yang lalu?

Dengan adanya gawai, menulis dengan tangan terlihat lambat dan melelahkan. Mengetik di gawai, semisal di laptop, tablet, atau smartphone bagi kebanyakan orang sangatlah praktis, cepat, dan bisa dilakukan di mana saja.

"Menulis dengan tangan sih tanggung jawab waktu di sekolah. Kalau tidak sekolah lagi, ngapain nulis dengan tangan?" Sam memberikan pernyataan dan pertanyaan balik.

Pernyataan dan pertanyaan yang membuat "gatal" tangan saya untuk menulis artikel ini ^_^.

Manfaat luar biasa dari aktivitas menulis dengan tangan

Ada banyak sekali manfaat luar biasa dari aktivitas menulis dengan tangan. Dari sekian banyak manfaat, kita akan membahas lima saja.

1. Mengkoordinasikan otak kiri dan otak kanan

Menurut buku yang saya baca yaitu The Magic of Dream Book, yang ditulis oleh Rangga Umara, menulis dengan tangan itu memicu aktivitas otak kanan (emosional) dan otak kiri (logika) secara bersamaan.

Dalam bahasa lainnya, ada koordinasi antara otak kiri dan kanan.

gambar pembagian fungsi otak dari The Magic of Dream Book - dokpri
gambar pembagian fungsi otak dari The Magic of Dream Book - dokpri
Saya sendiri sangat merasakan manfaat nyata dari menulis dengan tangan.

Sebagai guru bahasa Inggris, tentu saja, otak kiri menjadi tumpuan dalam mentransfer ilmu ke peserta didik.

Mulai dari membuat rencana, mencari bahan, riset, mengajarkan tata bahasa, semua hal itu sangat berkaitan dengan otak kiri.

Terkadang, kalau tidak sesuai rencana, tidak terencana dengan baik, atau tidak membuat perencanaan, saya jadi bingung mau berbuat apa di dalam proses belajar mengajar. Namun, setelah saya giat lagi menulis dengan tangan (karena lebih sering berkutat dengan laptop dan hape), saya bisa memikirkan cara lain, ada spontanitas dan imajinasi (otak kanan bekerja) dalam mengatasi berbagai masalah.

2. Mengasah kemampuan motorik dan kognitif

Motorik di sini menyangkut tentang keterampilan menulis dengan tangan yang melibatkan hampir seluruh tubuh, mulai dari memegang alat tulis dengan benar, bisa itu pensil atau pulpen; menghapal semua huruf dengan menuliskannya berulangkali; sampai mengatur tebal tipisnya huruf yang ditulis.

Tentu saja sangat berbeda apabila mengetik di keyboard fisik di laptop maupun keyboard virtual di ponsel pintar. Huruf apa pun yang kita ketikkan akan tetap sama rasanya, karena hanya menekan tombol di laptop atau menyentuh tombol virtual di hape. Tidak ada perbedaan rasa antara huruf yang satu dengan yang lain.

Proses mulai dari memegang pensil atau pulpen secara benar, menuliskan huruf demi huruf dengan sabar; menjalin huruf-huruf tadi menjadi kata per kata; dan merangkai kata demi kata menjadi kalimat-kalimat. Dengan melalui serangkaian proses tersebut, kemampuan motorik pun jadi terasah.

Imbas dari menulis dengan tangan juga berpengaruh secara signifikan pada kemampuan kognitif. Karena dengan kemampuan motorik yang semakin berkembang lewat menulis dengan tangan, juga memberikan efek positif pada kemampuan kognitif, terutama dalam segi perkembangan otak anak-anak. Menulis dengan tangan membuat anak-anak usia dini jadi cepat bisa membaca.

3. Lebih memahami isi materi bacaan atau pelajaran

Menurut Psikolog Pendidikan dari University of Nebraska di Lincoln, Kenneth Kiewra dalam sebuah artikel yang termuat di The Wall Street Journal yang berjudul "Can Handwriting Make You Smarter?", beliau mengatakan bahwa mahasiswa yang mencatat pemaparan dosen dengan tangan membuat pemahaman, pola pikir mahasiswa tersebut lebih baik daripada para mahasiswa yang mengetik di laptop.

Kenapa bisa begitu?

Hal tersebut disebabkan karena para mahasiswa yang mencatat dengan tangan harus konsentrasi, fokus waktu dosen menjelaskan, lalu mereka mencatat hanya poin-poin penting, mengambil intisari dari pemaparan dosen. Mereka tidak mungkin menulis semua perkataan dosen karena kecepatan menulis dengan tangan tidak sama dengan mengetik di laptop, sehingga mereka harus berpikir secara kreatif, menyimpulkan dengan kata-kata sendiri.

Berbeda dengan para mahasiswa yang mengetik semua perkataan dosen di laptop. Meskipun mereka mempunyai catatan yang lengkap, namun mereka kurang memahami materi kuliah yang diberikan oleh dosen. Kemungkinan kenapa bisa terjadi hal tersebut, karena para mahasiswa yang mengetik di laptop tidak fokus sewaktu memperhatikan penjelasan dosen. Bisa saja konsentrasi mereka teralih untuk browsing atau melihat media sosial sembari mengikuti perkuliahan.

Secara pribadi, saya juga sangat terbantu dengan mencatat menggunakan tangan. Apalagi, ada salah satu dosen saya dulu yang cukup "nyentrik" menurut saya, namun sekarang, saya bersyukur mempunyai dosen nyentrik seperti beliau.

Apa sih kenyentrikan beliau?

Beliau menyuruh kami membuat mindmap (peta pikiran). Di zaman saya kuliah dulu, dosen kami, sebut saja Pak Rudi, memberi istilah "brainstorming" (badai pikiran).

"Kalian membuatnya di atas kertas. Tulis tangan. Per kelompok tiga sampai empat orang. Satu kelompok, satu bab. Karena ada 10 bab, berarti ada 10 kelompok," kata Pak Rudi.

Banyak yang mengomel. Saya pun termasuk di antaranya.

"Nyusahin mahasiswa aja!" celetuk Sam (nama samaran) jengkel, namun dia tetap saja menulis mindmap itu.

"Kalau belum pusing, berarti belum belajar," kata Pak Rudi, di akhir perkuliahan.

Memang melelahkan menulis mindmap atau brainstorming, bahkan lucunya, karena Pak Rudi meminta kertas brainstorming jangan terpisah, harus menyambung, jadi para mahasiswa ada yang membuat brainstorming panjang seperti gulungan kertas tisu ^_^.

Meskipun mengomel di awal, namun pada akhirnya, kami, para mahasiswa, mengakui, bahwa kami jadi lebih mengerti materi dari diktat kuliah kami, karena dipaksa untuk menulis mindmap dengan cara tradisional, menulis di atas kertas dengan pulpen ^_^.

4. Mencegah Insomnia

Susah tidur di malam hari?

Jangan tergoda untuk meminum pil tidur.

Tidak sebanding dengan efek samping yang akan diperoleh di masa depan.

Kenapa tidak mencoba untuk menulis dengan tangan?

Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti dengan judul "Applied Psychology : Health and Well-being" menggambarkan bahwa para peserta studi yang menuliskan segala hal yang mereka syukuri sebelum tidur di malam hari ternyata memperoleh hasil yang mencengangkan.

Menulis selama kurang lebih 15 menit di malam hari bisa membuat para peserta studi mendapatkan kualitas tidur yang baik dan lebih panjang.

Saya juga sudah mempraktekkan hal ini. Menulis 15 menit sebelum tidur membuat saya langsung tertidur tak lama setelah kepala menyentuh bantal dan tetap segar setelah bangun esok pagi meskipun saya hanya tidur 4 - 5 jam saja.

5. Meredakan stress

Kalau terbiasa menulis dengan pulpen atau pensil di tangan dan menuangkan pemikiran di atas kertas, maka akan merasakan banyak manfaat untuk tubuh. Bisa meningkatkan kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Menurut jurnal Advance in Psychiatric Treatment, apabila menulis dengan cara tradisional yaitu dengan pulpen atau pensil di atas kertas, dan dilakukan dalam kurun waktu yang lama, tubuh akan mendapat manfaat yang sangat positif, mulai dari meningkatkan fungsi organ-organ tubuh, seperti hati dan paru-paru; sampai yang terutama membawa perubahan suasana hati ke arah yang lebih baik. Meskipun menghadapi masalah di keseharian, tidak membuat stress berkepanjangan, karena menulis secara manual malah bisa meredakan stress.

Apakah Akan Punah?

Kembali ke judul.

Apakah menulis dengan tangan akan punah di masa depan?

Menurut saya, tidak dalam waktu dekat, baik dalam lima atau sepuluh tahun ke depan, menimbang banyak sekali manfaat yang bisa diraih dari menulis dengan tangan.

Pergeseran media tulis yang terjadi, dengan menggunakan smartphone atau laptop sebagai pengganti kertas; dan penggunaan stylus sebagai pengganti pulpen atau pensil, yang sekarang sudah diterapkan pada beberapa smartphone tertentu, tetap tidak bisa menggantikan manfaat besar dari menulis dengan pulpen atau pensil di atas kertas 

Saya tetap berharap, ketersediaan pulpen, pensil, dan kertas, dan kebiasaan masyarakat untuk menulis dengan tangan tetap berlangsung sampai dunia kiamat, karena sangat berbeda apabila menulis dengan pulpen elektrik atau stylus dibandingkan menulis dengan pulpen atau pensil di atas kertas.

Mudah-mudahan menulis secara manual tetap langgeng. Itu doa saya.

Rujukan:

Hello Sehat

Tirto

Kompas

Doktersehat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun