Saya percaya, beliau tidak seperti itu.
Selain bermanfaat untuk negara, beliau ingin merekam sejarah kehidupan beliau, supaya beliau bisa mengevaluasi diri, apa saja yang sudah diperbuat di masa lalu. Yang baik tambah diperbaiki, yang buruk dibuang.
Saya pun ingin merekam apa saja yang sudah terjadi dalam hidup saya lewat tulisan. Saya membagikan di media sosial, sebenarnya hanya untuk terus mengingatkan saya, supaya saya tidak lupa akan pengalaman-pengalaman tersebut.
Sebagai contoh, saya menulis dan membagikan artikel Di Kala Aku "Alih Profesi" Menjadi Pelatih Paduan Suara dan Tari dengan tujuan supaya saya selalu mengingat akan masa itu, dimana pada awalnya, saya merasa ragu, "Apa bisa ya saya melatih paduan suara dan nari?" Ternyata waktu saya menjalani, saya bisa melakukannya. Makanya, dengan adanya link di berbagai media sosial yang saya punya, saya akan selalu ingat dengan pengalaman berharga ini ketika saya melihat link tersebut di media sosial apa pun yang saya buka.
Begitu juga dengan artikel 3 Cara Produktif Dalam Menggunakan Internet yang mengingatkan saya untuk selalu menggunakan internet secara produktif, bukan konsumtif. Bukan main game seharian atau nonton video alay di YouTube tanpa kenal waktu.
Kedua, Ingin berbagi pengalaman dan memberikan manfaat untuk orang lain
"Sayang kalau pengalaman yang sudah kamu dapat, hanya untuk dirimu saja. Kenapa tidak dibagikan ke orang lain?"
Masukan dari Andre (bukan nama sebenarnya, salah seorang rekan guru yang juga suka menulis) kepada saya untuk menulis di blog seperti di Kompasiana supaya saya membagikan pengalaman-pengalaman hidup  atau wawasan saya, baik sebagai pribadi, maupun sebagai guru.
Awalnya saya hanya menulis di buku-buku tulis kecil dan banyak orang heran dengan kebiasaan saya menulis di mana saja dan kapan saja.
Dulu saya hanya sekadar melatih keterampilan menulis dan juga memang ada impian dimana puisi dan cerpen saya dimuat di media cetak seperti surat kabar Kompas, Jawa Pos, dan lain sebagainya. Sayangnya, tak satu pun yang termuat ^_^.