Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Di Kala Aku "Alih Profesi" Menjadi Pelatih Paduan Suara dan Tari

15 Juni 2019   05:21 Diperbarui: 15 Juni 2019   05:51 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syukurnya, mereka tidak keberatan dan tidak tersinggung. Malahan, mereka mendukung saya untuk melatih anak-anak itu.

"Terima kasih, Pak Anton. Untung ada bapak. Soalnya kami juga nggak bisa mengajari mereka. Selain nggak punya keterampilan nari, kami juga sibuk menganalisa nilai-nilai mereka. Untuk laporan," kata Bu Dini, yang terlihat lelah, memeriksa tumpukan kertas menggunung di atas mejanya.

Jadilah saya menjabat sebagai pelatih paduan suara dan tari.

Suka dan Duka Melatih Paduan Suara dan Tari

Tentu saja tidak mudah dalam melatih paduan suara dan tari. Selain karena saya harus mengajar bahasa Inggris di sekolah dan les bahasa Inggris di luar sekolah, saya juga harus menyediakan waktu untuk melatih mereka, para peserta didik yang terlibat dalam paduan suara dan tari.

1. Paduan Suara

Seperti yang saya utarakan sebelumnya, saya berusaha menyamakan nada dasar untuk lagu yang akan mereka, peserta didik yang menjadi anggota paduan suara, nyanyikan, supaya nadanya tidak "kesana-kemari".

Main di G, ternyata nyanyinya di B. 

Main di C, eh malah masuk di A ^_^.

Sukar? Ya, sangat sukar. 

Saya tidak menyalahkan anak-anak ini, karena kebanyakan guru esde tidak menguasai seni suara dan seni musik, sehingga mereka hanya sekadar mengajarkan lagu-lagu daerah dan nasional dengan langsung menyanyikan, tanpa mengikuti not angka atau not balok yang ada di dalam buku pelajaran. Dan mereka juga tidak bisa memainkan alat musik. Ini juga menjadi kendala. Padahal, di sekolah ada dua keyboard. Sayang sekali, tidak ada satu pun guru yang bisa memainkan.

Untungnya, waktu kecil saya sempat dikursuskan les piano dan organ oleh orangtua, dan saya sekolah di SD dan SMP Katolik, jadi sedikit banyak, saya paham soal seni suara dan seni musik. Untuk gitar, kakak perempuan saya sempat mengajarkan permainan dasar gitar pada saya. Selebihnya, saya belajar sendiri.

Saya tidak terlalu memaksakan murid-murid saya dalam berlatih. Karena, selain keilmuan saya soal tarik suara tidak luas, saya juga tak ingin murid-murid tertekan. Karena ini bukan perlombaan. Ini cuma acara perpisahan. Bukan memandang rendah acara ini, namun bagi saya, mereka berani tampil saja sudah bagus. Paling tidak, kesempatan manggung ini untuk melatih keberanian mereka, berani tampil di depan orang banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun