Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Di Kala Aku "Alih Profesi" Menjadi Pelatih Paduan Suara dan Tari

15 Juni 2019   05:21 Diperbarui: 15 Juni 2019   05:51 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relax for a moment, Smile (dokpri)

Saya sudah meragukan hasil latihan mereka, karena saya lihat mereka tidak serius waktu berlatih di waktu-waktu sebelumnya. Saya bisa memaklumi, karena mereka masih anak-anak, masih suka bermain. Jadi, tentu saja, tidak berpikir jauh, kalau mereka akan tampil di acara yang penting, acara terakhir sebelum mereka meninggalkan jenjang esde untuk beralih ke SMP.

Dan memang, mereka tidak menari seperti yang diharapkan.

"Wah, bagaimana ini, Pak? Ternyata, anak-anak ini malah tidak bisa menari sama sekali. Sisa tiga bulan lagi," komentar Bu Dania, terlihat kecewa.

Setelah agak lama berpikir, pada akhirnya saya menengahi, "Ya sudah, Bu. Saya ikut membantu melatih mereka. Nanti saya cari video di YouTube, tari Dindin Badindin dan tari Dayak yang lebih mudah. Yang mereka pilih ini sulit. Musiknya juga tidak terdengar jelas. Gambarnya juga kabur. Mungkin itu sebabnya mereka tidak bisa berlatih dengan optimal."

Saya pun berjibaku, berusaha mencari video tari Dindin Badindin dan tari Dayak di YouTube.

"Wah, alih profesi jadi pelatih nari, Pak?" gurau Hadi (nama samaran), salah satu guru di esde.

"Hahaha, nggak, Pak. Cuma bantu mengawasi aja," saya hanya tersenyum menanggapi gurauan Hadi.

"Kalau tariannya sukses, kayaknya bapak bisa dijadikan pelatih nari nih," gurau Hadi lagi.

"Ah, Bapak bisa aja bercanda," saya tak terlalu menanggapi humor Hadi, karena masih fokus mencari video-video tari yang mudah ditarikan oleh murid-murid saya.

Bagi saya pribadi, saya hanya kasihan melihat anak-anak ini berlatih tanpa ada yang membimbing. Belajar sendiri itu tidak mudah, meskipun ada video tutorial di YouTube. Kendalanya adalah ketidakseriusan anak-anak itu. Sesuai dengan usia mereka, masih anak-anak, jadi belum menganggap kalau event perpisahan itu merupakan momen yang sangat penting, dimana orangtua mereka menonton mereka langsung waktu mereka tampil di atas pentas.

Tapi, supaya tidak ada kesalahpahaman, terlebih dulu, saya berkata pada guru kelas masing-masing untuk meminta izin,"Bu, kalau boleh, saya ingin membantu melatih anak-anak menari. Kasihan mereka. Tidak ada yang mengajari."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun