Hidup itu selalu berjalan maju, ke tempat yang ingin dituju.
Kita akan terus berjalan, melewati berbagai rintangan.
Kadang naik mendaki, terkadang lembah harus kita turuni.
Mungkin menemui jalan yang mulus, bisa juga kaki-kaki kita mendapati kerikil-kerikil tajam yang menembus.
Kaki terasa berat melangkah, melewati berbagai bukit dan lembah.
Keringat bercucuran bagai darah, terkadang menimbulkan emosi yang membuncah.
Hidup tak bisa ditebak, menjalani rangkaian babak demi babak.
Naik turun silih berganti, kita harus senantiasa hati-hati.
Letih saat naik itu wajar, melatih diri untuk sabar.
Turun terasa begitu cepat, seakan tidak ada rem yang menghambat.
Hidup naik turun, merupakan dinamika yang turun-temurun.
Jangan heran melihat kondisi seperti itu, karena Tuhan sudah mengaturnya begitu.
Membentuk kita menjadi manusia tangguh, memegang iman dan perbuatan yang teguh.
Tidak mudah putus asa di tengah situasi sulit, terus melangkah maju meskipun berbagai masalah melilit.
Manusia tangguh percaya pada Sang Pencipta, yang selalu menyertai di mana pun dia berada.
Hidup naik turun harus dijalani setiap insan, dengan begitu manusia tetap beriman kepada Tuhan.
*
Samarinda, 24 April 2019
Anton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H