Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pertanyaan Lugu Seorang Anak dan Menentukan Pilihan

18 April 2019   15:24 Diperbarui: 18 April 2019   15:31 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas TPS sedang mempersiapkan berkas DPT - dokpri

Saya berusaha mencari nama saya di kertas DPT yang tertempel (sayangnya, saya lupa mengambil foto DPT dan beberapa dokumentasi gambar caleg di papan di depan TPS).

Puji Tuhan, nama saya ada.

Saya pun duduk ganteng di kursi sambil menunggu detik-detik proklamasi, eeh salah ding, maksudnya detik-detik dibukanya pemungutan suara.

Ibu di sebelah saya gelisah, sambil melirik jam tangannya. Saya pun tergelitik untuk bertanya.

"Gak sabar untuk memberikan suara ya, Bu?" tanya saya, ingin tahu.

"Ah, bukan itu, Pak," jawab sang ibu, terlihat gelisah sambil terus memandangi jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Kalau bukan itu, lalu apa, Bu?" tanya saya heran.

"Saya harus ada di Bandara jam delapan ini. Katanya mulai pemungutan suara di TPS jam tujuh. Ini sudah mau jam delapan, belum dibuka juga. Di TPS-TPS sekitar, jam tujuh sudah mulai. Bakal terlambat saya ke bandara," keluh sang ibu.

"Sabar, Bu. Sepertinya sebentar lagi dimulai," saya berusaha menenangkan.

"Ah, iya nih. Banyak perempuannya, makanya lambat. Yang di TPS-TPS lain, banyak laki-lakinya," kata ibu itu yang membuat dahi saya mengerenyit.

Kan ibu ini perempuan juga, kok menilai sesamanya lambat. Berarti dia juga lambat dong ^_^.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun