Hidup di era ini serasa tergesa-gesa, sana-sini penuh dengan nuansa ketergesaan tak terkira.
Bunyi klakson menderu-deru, menyuarakan emosi yang tak perlu.
Kebanyakan orang tak sabar dengan kelambanan, mereka ingin segera mencapai tujuan.
Hidup di masa sekarang sulit, manusia harus pintar berkelit.Â
Aku rindu masa kecil dulu, zaman tidak ada grusa-grusu.Â
Jam besar terpajang di ruang tamu, menjadi penanda waktu.
Bandul jam mengayun dengan perlahan, menunjukkan banyaknya waktu di hadapan.
Masih banyak waktu, masih banyak waktu, masih banyak waktu.
Seakan hidup sesuai harmoni alam, dari pagi sampai tiba malam.
Berbeda dengan era milenial, waktu ditandai dengan jam digital.Â
Bunyinya terasa berisik, membuat orang merasa terusik.Â
Waktu untuk sibuk, waktu untuk sibuk, waktu untuk sibuk.Â
Sesekali aku pergi ke alam bebas, menikmati kesegaran di lingkungan luas.Â
Melupakan sejenak kepenatan hidup, menyegarkan diri dengan udara bersih yang terhirup.
Karena esensi bandul jam mengayun ada di alam terbuka, mengingatkanku akan Sang Pencipta.
Istirahat sejenak untuk mengisi energi kehidupan, supaya kemudian aku bisa kembali melangkah ke depan, dengan semangat yang terbarukan.Â
*
Samarinda, 7 April 2019
Anton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H