Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Lutut

17 Januari 2019   18:29 Diperbarui: 17 Januari 2019   18:36 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : exclusivept.com

Lutut ini susah diajak kompromi.
Berjalan sudah setengah mati.
Aku sadar kalau usiaku sudah tak muda.
Aku harus sudah siap dengan segala sesuatunya.

Berjalan tertatih-tatih.
Aku jadi teringat akan kedua orangtuaku yang sudah meninggal.
Di saat terakhir hidup mereka, mereka berjalan dengan usaha yang tak mudah.
Selangkah membutuhkan usaha keras.

Lutut ini sudah tak bersahabat.
Seandainya suku cadang sepeda motor, aku ingin mengganti dengan yang baru.
Sayang, tak ada satu tempat pun yang menjualnya.
Hanya Tuhan yang memproduksi lutut ini.

Tuhan sudah menegurku dengan lutut bermasalah.
Supaya aku ingat kepada-Nya.
Menyediakan waktu untuk berbicara pada-Nya.
Dan ingat akan kematian yang akan datang.
Saat untuk kembali kepada-Nya.

Lutut ini
Menjadi penanda bagiku untuk taat pada-Nya
Sampai aku kembali ke rumah-Nya.

*
Samarinda, 17 Januari 2019

Anton

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun