Saya, bukan bermaksud menyombongkan diri, bisa dikatakan guru yang ramah pada peserta didik. Ini bukan saya yang mengatakan, tapi beberapa murid.Â
"Awalnya bapak kelihatan galak, tapi setelah itu asyik. Bukan galak, tapi gaul."
"Pokoknya bapak is the best deh. Ngajarnya oke, asyik pokoknya. Asyik diajak bicara juga."
Kalau dari pihak orangtua murid, juga kurang lebih sama ^_^.
"Padahal anak-anak sudah cocok sama bapak," waktu menanggapi kenapa saya resign dari sekolah.
"Sayang sekali, Pak. Padahal Rita (Bukan nama sebenarnya), anak saya, suka sekali kalau bapak yang ngajar. Dia suka nyanyi, mewarnai, seperti yang bapak suruh selama ini."
Apakah itu basa-basi atau sekedar pemanis supaya enak didengar di telinga?
Bagi saya, mereka mengatakan yang sejujurnya.Â
Saya terharu mendengar ungkapan-ungkapan kehilangan dari beberapa peserta didik karena saya tidak mengajar mereka lagi. Memang pasti ada peserta didik yang tak suka pada saya, namun itu tidak banyak. Mereka yang tidak suka dengan saya kebanyakan disebabkan karena saya tegur berkenaan dengan sikap mereka yang tidak sopan atau tidak baik. Entah bagaimana orangtua mereka mendidik mereka di rumah sehingga berperilaku seperti tidak sopan atau malas.
Tapi, saya lebih memikirkan murid-murid yang rajin dan sopan. Yang gak peduli atau kurang ajar, ngapain saya pusingin? Biar aja. Cukup saya bawa dalam doa, supaya mereka berubah dan saya pun tetap berusaha mendidik mereka seperti biasa, dalam batas ruang lingkup sekolah.
Intinya, saya berusaha dekat secara emosional, namun dengan tetap menjaga etika sewaktu bersama peserta didik. Tidak berlebihan.