Apakah ada banyak guru dengan tipikal seperti itu atau malah Anda guru seperti itu ^_^.
Kalau seandainya begitu, itu bahasa tubuh yang memang berasal dari kebiasaan dan isi pikiran Anda yang sudah jelas menggambarkan suasana hati yang bosan, tidak bersemangat.
Anda pernah melihat tim Barcelona bermain lamban dan tak bergairah? Tentu saja tidak pernah, bukan? Permainan yang menyerang, diiringi dengan motivasi yang kuat dan kecepatan, diperagakan oleh para pemain Barcelona, sehingga membuat permainan sepakbola jadi menarik dan ditunggu-tunggu.Â
Bu Mintarsih sebenarnya cerdas, hanya saja beliau berpenampilan loyo dan terlihat tidak bersemangat dalam mengajar. Bicaranya pun sekedarnya.Â
Bagaimana murid mempunyai kesan yang baik dan mengenang ibu ini, jika dia sendiri tidak ada niat untuk dikenang?
Mungkin Anda berpikir, "Lha yang nulis sendiri gimana ^_^?"
Saya sendiri berusaha untuk selalu bersemangat dalam mengajar, meskipun saya juga menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan kadang-kadang merasa lesu, namun saya berusaha memisahkan antara masalah pribadi dan pekerjaan, terutama kalau lagi mengajar di sekolah.
Apalagi yang saya hadapi adalah anak-anak usia dini, Sekolah Dasar, yang mana mereka masih dalam masa pertumbuhan. Tentu saja apa yang mereka lihat dan dengar, akan mereka lakukan dan ucapkan kemudian.
Senyum, meskipun susah bagi seorang laki-laki keras seperti saya, tetap saya usahakan. Begitu juga dengan perilaku ramah. Mau orang lain ramah pada kita? Kita harus ramah dulu pada mereka. Itu pedoman saya.
Jadi saya berusaha untuk ramah, dan cara yang termudah adalah tersenyum, dan bersemangat dalam melakukan pekerjaan saya.
2. Metode mengajar itu-itu saja
Untuk yang satu ini memang sangat disayangkan. Metode ceramah sudah seharusnya dikaji ulang, dievaluasi apakah peserta didik nyaman dengan metode itu.