Eh, artikel ini mendapat predikat artikel 'Pilihan'. Bagi saya yang baru pertama kali posting, saya tidak mengerti apa maksudnya 'pilihan' di sini. Setelah browsing, saya jadi tau kalau pihak admin kompasiana yang melabeli predikat 'pilihan' untuk artikel yang memiliki konten yang 'baik' (saya lupa kategori 'baik' itu seperti apa. Intinya memberikan manfaat untuk orang lain kalau tidak salah ^_^).
Bagi saya, itu merupakan penghargaan tak terkira. "Ternyata tulisanku dianggap oke juga," saya jadi bersemangat setelahnya, meskipun tidak langsung membuat saya produktif, karena pertimbangan saya waktu itu adalah 'tidak ada uangnya menulis di kompasiana' (Itulah kesalahan saya yang terbesar. Padahal ada banyak blog competition di mari. Salah satunya yang pernah saya ikuti adalah waktu ada blog competition tentang piala dunia 2018 yang berhadiah duit. Menang? Belum beruntung, hehehe ^_^)
Saya jadi aktif (pake banget) di tahun 2018 ini. Setelah di 2017 betul-betul vakum tidak ada satu pun tulisan terproduksi (hiks), 2018 ini menjadi momentum saya untuk menulis lebih giat.Â
Mengapa?Â
Karena ternyata senang juga kalau ada yang mengomentari artikel, cerpen atau puisi saya dengan kata-kata, "mantap,terima kasih sudah berbagi, dan lain sebagainya; atau kalau ada kompasianer lain memberikan rating. Dalam hati, "Ternyata isi pikiranku ini ada manfaatnya juga ya."
Di awal-awal, senang juga melihat poin dan pangkat yang ditentukan pihak Kompasiana. Termotivasi dengan itu. Namun semakin menggeluti hobi menulis, poin dan pangkat tidaklah menjadi utama lagi.Â
Dari sekian banyak alasan yang berseliweran di otak, saya mengambil tiga alasan utama yang menggerakkan saya untuk menulis.Â
Pertama - Bisa Dilakukan dimana saja
Inilah hobi yang sangat fleksibel. Kapan saja dan dimana saja saya ingin menulis, saya bisa melakukannya. Bisa dengan alat konvensional seperti pulpen dan kertas, atau laptop, atau yang lebih portable seperti smartphone.Â
Saya sih memilih smartphone untuk menulis di luar rumah, karena mudah dibawa kemana-mana, ukuran kecil, bisa untuk mendengarkan musik juga dan seabrek kegiatan yang bisa dilakukan.
Berbeda dengan hobi bermain gitar. Saya agak malas membawa gitar ke luar rumah karena bodinya yang besar mencolok dan tentu saja tidak bisa dikantungi di kantung celana atau kemeja :).
Kedua - Menyampaikan pesan secara jelas
Sebagai guru, tentu saja, materi ajar harus tersampaikan dengan jelas dan tidak menimbulkan kebingungan peserta didik.Â