Tapi, mempunyai harta adalah hak yang memang Tuhan sediakan bagi semua orang, yang telah bekerja keras, terlepas dari beriman kepada-Nya atau tidak.
Uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang Realistis adalah kata yang tepat. Mencari uang saat ini karena uang belum mencari kita. Berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan uang itu sah-sah saja sejauh tidak menghalalkan segala cara.
Segala sesuatu harus selaras dan sejalur dengan kehendak Tuhan. Kita dan seluruh alam semesta ini adalah ciptaan-Nya, sehingga kalau kita mau kaya, sukses, makmur, maka kita harus meminta restu, pertolongan dari Dia sebelum melakukan pekerjaan kita.
Berserahlah kepada-Nya, dan bekerjalah sesuai dengan apa yang Dia kehendaki yaitu dengan segenap hati untuk Dia. Bagaimana Menentukan Kadar Cukup.
"Lho kok kembali ke kata cukup? Bukannya tadi harus lebih dari cukup alias berkelimpahan untuk hidup yang sejahtera?
Memang, kalau bisa makmur berkelimpahan, kenapa harus ekonomi pas-pasan?
Namun, kalau sudah di atas (baca: kaya raya), kadang-kadang lupa sewaktu masih miskin dan pas-pasan, sehingga apa saja mau dimakan, dibeli, bahkan sampai beristri lebih dari satu dan berpelesiran tanpa henti, dari lokal sampai interlokal.
Jadi, selain mengembangkan karir, juga harus tahu bagaimana mempertahankan kekayaan atau aset yang didapat sehingga kata 'cukup' sehari-hari, kebutuhan lebih ditekankan daripada keinginan.
Nah, menurut saya, ada tiga langkah jitu untuk menentukan kadar 'cukup' tadi.
Pertama: Tentukan parameter "cukup"
Tuliskan di atas kertas, parameter "cukup" di mana Anda bisa hidup dalam sebulan.
Cukupi saja dulu sandang, pangan dan papan, lalu kebutuhan-kebutuhan di luar tiga besar itu yang juga penting.