Tak perlu diragukan lagi kalau olahraga yang satu ini sangat sukar ditemukan sarana dan prasarananya.
Dinding panjat tebing yang sangat minim, sehingga minat pun pasti akan tergerus, dan kemungkinan calon-calon pengganti Aries Susanti dan Puji Lestari tidak akan pernah muncul.
Suatu saat nanti, Aries dan Puji tentu akan pensiun dari olahraga ini, entah karena faktor usia atau berumahtangga.
Kita sudah seharusnya mencontoh China yang sudah menanamkan investasi tak sedikit di bidang olahraga untuk kemajuan olahraga mereka, dengan mendidik anak-anak yang berbakat sejak usia dini.
Kiranya Pemerintah bisa tanggap dan sigap untuk menyediakan sarana dinding panjat tebing, bukan hanya di pulau Jawa dan Sumatera saja, namun juga di daerah-daerah lain, seperti di Kalimantan, Sulawesi, bahkan sampai Papua.
Begitu juga, kiranya perlengkapan memanjat bisa diperoleh dengan harga terjangkau, namun dengan kualitas yang tetap prima, sehingga keselamatan dalam memanjat tetap terjaga dengan baik.
Kedua - Mempunyai Pelatih yang berkualifikasi Internasional
Di balik atlet berprestasi, ada pelatih andal
Peran pelatih sangatlah vital, apalagi di bagian tim beregu. Menentukan siapa yang akan memanjat pertama kali dan siapa yang akan mengakhiri sangatlah krusial. Salah pilih akan menyebabkan medali emas melayang.
Seperti halnya sepakbola, bulutangkis, dan cabang olahraga lain; sport climbing pun tak ada bedanya dalam hal pelatih. Pelatih yang punya strategi dan taktik yang mumpuni akan membawa para atlet ke prestasi yang gemilang.
Ketiga - Kompetisi rutin dan merata di seluruh daerah Indonesia
Tidak ada pembedaan.
Ibarat BBM satu harga, semua daerah di Indonesia patut mendapat perhatian yang sama.