Seperti sudah diprediksi banyak komentator, Panama akan tersingkir di babak grup. Inggris dan Belgia di Grup G terlalu perkasa buat Panama. Belgia membantai dengan tiga gol tanpa balas, dan di partai kedua, Inggris membantai dengan skor 6 - 1.
Satu-satunya gol Panama sampai saat ini dibukukan oleh Felipe Baloy.
Pertandingan terakhir tentu saja tidak akan berpengaruh lagi, yaitu Panama berhadapan dengan Tunisia pada hari Jumat, 29 Juni 2018. Kenapa tidak berpengaruh lagi? Karena sudah jelas, Panama tersingkir dari Piala Dunia imbas dari dua kekalahan. Kalau pun menang di partai terakhir, Panama tetap saja harus angkat koper.
Meskipun begitu, apapun hasil yang didapat nanti, saya pikir, Panama layak mendapat apresiasi selama perhelatan Piala Dunia ini, khususnya saya memuji apa yang sudah pasukan Panama lakukan waktu melawan Inggris.
Sedikitnya ada tiga faktor kenapa saya angkat topi untuk Panama.
Faktor #1 - Tetap Tenang.
Tentu saja, tidak mudah untuk bermain di saat sudah tertinggal jauh. Perasaan kalut dan tak berdaya biasanya yang akan muncul.Namun saya tidak melihat hal-hal keterdesakan di wajah mereka, para persepakbola Panama, atau dari cara mereka bermain bola.
Saya malah melihat kegairahan mereka dalam mengolah si kulit bundar selama 2 x 45 menit. Tidak ada yang namanya putus asa seperti para pemain Argentina waktu melawan Kroasia.
Perpindahan bola dari kaki ke kaki tetap berlangsung dengan mulus, dan mereka juga tidak bermain 'kasar' layaknya orang-orang putus harapan.
Faktor #2 - Tetap Terorganisir.
Saya melihat, meskipun digempur luar biasa oleh Inggris sampai enam gol bersarang di gawang mereka, namun mereka, para pemain Panama tetap 'rapi' dan ngotot dalam mengatur serangan ke daerah pertahanan Inggris.
Mereka seperti tidak terlihat habis kebobolan enam gol.
Mereka tetap punya pola dalam menggulirkan bola dari kaki ke kaki. Tidak terlihat kecemasan, keputusasaan, kejengkelan dalam diri mereka. Mereka tetap bermain bola seperti biasa.