Imbas dari berhasilnya pembinaan pemain usia muda tadi adalah kemampuan pemain jadi merata. Nyaris tidak ada perbedaan kualitas, baik dari segi fisik, efektivitas, teknik,dan taktik dalam bermain.
Ini terbukti dengan menangnya Jerman di Piala Konfederasi 2017 dengan materi pemain muda, seperti Joshua Kimmich, Leon Goretzka, Timo Werner, dan Niklas Sule.
Dengan melimpahnya pemain, Low pun dengan leluasa bisa memilih skuad terbaik dari yang terbaik.
Best of the Best.
Dan juga ada beberapa kemungkinan formasi yang bisa Low coba untuk mensiasati faktor kelelahan atau seandainya ada dari beberapa pemainnya yang cedera.
* * *
Nah, itu 'penerawangan' dari saya, kenapa saya yakin seyakin-yakinnya kalau Jerman pasti juara lagi.
Gimana soal kutukan juara bertahan tak mungkin mempertahankan gelar?
Saya rasa, Jerman akan mematahkan 'kutukan' itu. Seperti halnya Real Madrid menjadi juara Liga Champions Eropa tiga kali berturut-turut yaitu pada 2015-2016, 2016-2017, dan 2017-2018, begitu juga dengan Jerman, sangat mungkin juara dua kali berturut-turut, dan nilai plusnya dibanding Real Madrid yang doyan belanja pemain bintang yang sudah jadi, Jerman sudah merintis pembibitan pemain usia muda sejak tahun 2000. Delapan belas tahun sudah, saatnya menuai hasil jerih payah.
Kita nantikan saja debut perdana tim Jerman melawan Meksiko di Grup F pada hari Minggu, 17 Juni 2018, pukul 23:00 WIB.
Jangan lupa, tiada lengkap menonton pertandingan bola, apalagi sekelas timnas Jerman versus Meksiko ini tanpa cemilan ringan, jadi jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda
Selamat menonton dan nantikan kejutan di Piala Dunia 2018.
Salam Sepakbola.