Mohon tunggu...
Hambali Tamher
Hambali Tamher Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

No one

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengembalikan Pangan Lokal dalam Arus Utama

16 Desember 2012   05:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:34 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengembalikan Pangan Lokal Dalam Arus Utama

Menyebut “pangan lokal”, masyarakat akan lebih akrab dengan dua kata ini, yang identik dengan pangan masyarakat miskin. Artinya, mereka yang mengonsumsi pangan lokal adalah mereka yang tak mampu membeli beras untuk makanan pokoknya dan akhirnya mengonsumsi pangan lokal, semisal, ubi sebagai pengganti makanan pokoknya atau pangan utamanya. Ini bermula ketika beras mengalahkan semua jenis pangan lokal yang ada. Terdapat usaha monolitik dari pemerintah yang kemudian meniadakan keberagaman dalam jenis pangan menjadi satu, yakni beras. Bayangkan, masyarakat Maluku dan Papua yang terbiasa mengonsumsi umbi-umbian dan sagu harus beralih secara total untuk mengonsumsi beras, sedangkan NTT, Madura dan Jawa bagian Selatan mengonsumsi jagung dan ketela kemudian terintroduksi beras sebagai makanan pokok (Masyhuri, 2008). Padahal dibalik pangan yang mereka konsumsi ini terdapat tatanan tradisional yang sudah ada dan terpelihara sejak dahulu dan ini terancam putus akibat usaha monolitik pemerintah dalam hal tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun