Mengembalikan Pangan Lokal Dalam Arus Utama
Menyebut “pangan lokal”, masyarakat akan lebih akrab dengan dua kata ini, yang identik dengan pangan masyarakat miskin. Artinya, mereka yang mengonsumsi pangan lokal adalah mereka yang tak mampu membeli beras untuk makanan pokoknya dan akhirnya mengonsumsi pangan lokal, semisal, ubi sebagai pengganti makanan pokoknya atau pangan utamanya. Ini bermula ketika beras mengalahkan semua jenis pangan lokal yang ada. Terdapat usaha monolitik dari pemerintah yang kemudian meniadakan keberagaman dalam jenis pangan menjadi satu, yakni beras. Bayangkan, masyarakat Maluku dan Papua yang terbiasa mengonsumsi umbi-umbian dan sagu harus beralih secara total untuk mengonsumsi beras, sedangkan NTT, Madura dan Jawa bagian Selatan mengonsumsi jagung dan ketela kemudian terintroduksi beras sebagai makanan pokok (Masyhuri, 2008). Padahal dibalik pangan yang mereka konsumsi ini terdapat tatanan tradisional yang sudah ada dan terpelihara sejak dahulu dan ini terancam putus akibat usaha monolitik pemerintah dalam hal tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H