Suku Madura adalah salah satu etnik yang terkenal sebagai perantau andal, selain Suku Bugis dan Suku Minang. Sesuai namanya, Suku Madura berasal dari Pulau Madura, sebuah pulau yang terletak di sisi timur laut Provinsi Jawa Timur.Â
Sebagai suku yang sudah santer disebut sebagai suku perantau, maka tidak sulit menemukan komunitas-komunitas Suku Madura di berbagai kota di Indonesia, bahkan di Negeri Jiran, yakni Malaysia.Â
Walau mereka sebagai minoritas, namun eksistensi mereka begitu mencolok; membedakan dengan etnis lain, yaitu atribut bahasa, bentuk rumah (tanean lanjang), gaya berbusana dan beraksesori, serta dan seni pertunjukan tradisional, seperti: parebasan, macopat, sronen, tandhak, topeng Madura, dan sandhur.
Untuk pemukiman komunitas Suku Madura dikenal dengan nama Maduran, Dura, atau mengandung kata dura, semisal Belahan Dura. Juga dikenal dengan nama Baran, suatu kampung komunitas Madura yang berkelompok di suatu wilayah.Â
Di Malang, umumnya Baran ini ditemukan dari Desa Kidal, Kecamatan Tumpang memanjang hingga Desa Ngingit, Desa Gunungasri, dan Desa Randugading. Dua terakhir termasuk ke dalam Kecamatan Tajinan.
Kita tahu bahwasanya faktor geografis Pulau Madura tidak dikaruniai tanah yang subur karena memang sebagian besar tersusun oleh batuan kapur.Â
Oleh karena itu, mereka mencoba peruntungan keluar. Juga karena kedekatan letak Pulau Madura terhadap Jawa Timur, maka Provinsi Jawa Timur menjadi pintu gerbang dan rumah kedua bagi para diaspora Madura setelah mereka merantau dan meninggalkan kampung halaman.Â
Tidak jarang mereka berhasil dan ketika pulang kampung (toron) mereka memamerkan kekayaan yang didapat di perantauan. Hal ini secara tidak langsung turut membawa dua dampak, yakni sanak keluarganya tertarik dan memutuskan untuk merantau juga ataupun salah satu upaya menaikkan status sosial keluarganya maupun nama pribadinya.Â
Khusus di Kota Malang, diaspora Suku Madura pada perkembangannya nanti bukan hanya berasal dari Kabupaten Bangkalan, namun juga hadir mereka yang berasal dari Kabupaten Sampang dan Kabupaten Pamekasan.Â
Mereka umumnya menduduki wilayah timur dan selatan Malang. Mereka cenderung hidup berkelompok di suatu tempat dan biasanya mendasarkan pada unsur genealogis. Mereka yang memiliki keturunan Madura, namun lahir di luar Pulau Madura biasanya disebut Madura Pandalungan.Â
Bila ditarik asal usulnya, komunitas-komunitas Madura yang ada di Malang mulai bermigrasi sekitar tahun 1910-an, yang mana mereka dijadikan buruh kerja paksa oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.Â