Simping, istilah yang kini semakin populer dalam budaya modern, terutama di kalangan kaum muda. Simping sering digunakan untuk mendreskripsikan perilaku seseorang yang melakukan tindakan berlebihan demi mendapatkan perhatian dari seseorang yang dikagumi.
Apakah perilaku simping ini sehat, terutama jika diimplementasikan dalam hubungan asmara? Ulasan berikut ini akan membahas apa itu simping, sebab seseorang bisa terjerumus dalam perilaku ini, serta dampaknya dalam hubungan asmara.
Simping berasal dari istilah slang atau kekinian yang awalnya berkembang di media sosial dan forum internet. Kata ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang terlampau memuja bahkan berkorban secara tidak proporsional demi orang lain.
Perilaku berlebihan ini sering kali tanpa mendapatkan balasan yang setara dari objek simping itu sendiri. Dalam konteks hubungan asmara, seorang "simp" cenderung memberikan perhatian berlebihan, selalu mengalah, atau bahkan mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri demi orang yang dicintainya. Parahnya seorang "simp" selalu memaklumi dan memaafkan kesalahan orang yang dicintai walau kesalahan telah dilakukan berulang kali.
Contoh perilaku simping adalah memberikan hadiah mahal tanpa alasan khusus. Seorang "simp" selalu menyetujui semua keinginan pasangan, walau pun bertentangan dengan prinsip pribadi. Parahnya seorang "simp" mengorbankan waktu, energi, atau uang dengan cara yang tidak rasional lagi.
Penyebab Seseorang Melakukan Simping
Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab seseorang terjebak dalam perilaku simping. Faktor penyebabnya dapat berasal dari faktor internal dan eksternal.
Beberapa faktor internal yang berasal dari dalam diri sendiri adalah rendahnya rasa percaya diri. Rendahnya rasa percaya diri menyebabkan seseorang merasa tidak ada keyakinan bahwa orang yang dicintai akan bertahan bersamanya. Rasa takut kehilangan yang terlalu tinggi dan merasa diri sendiri tidak berharga, dapat menyebabkan seseorang melakukan pengorbanan berlebihan yang disebut simping.
Faktor internal berikutnya yaitu ketergantungan emosional. Seseorang yang teramat bergantung pada pasangannya untuk membahagian dirinya sendiri. Seseorang merasa tidak memiliki value tinggi untuk bisa membahagiakan diri sendiri, itu sebabnya pelaku selalu berusaha membahagiakan orang lain dengan harapan agar mendapatkan kebahagiaan pula dari orang tersebut.
Faktor eksternal atau faktor dari luar diri yang menyebabkan seseorang berperilaku simping adalah trauma di masa lalu. Memiliki trauma atas pengalaman buruk pada hubungan sebelumnya, dapat menjadikan seseorang akan berjuang lebih keras untuk memperjuangkan hubungan yang kini dijalani, hingga harus berkorban secara berlebihan.
Faktor eksternal berikutnya adalah pengaruh dari media sosial. Terdapat banyak unggahan atau konten couple goals dengan segala romantisme yang diberikan kepada pasangan. Seolah-olah hubungan asmara terbaik adalah ketika seseorang mempersembahkan segalanya untuk pasangannya. Hal ini rentan menjadikan seseorang meniru dan berperilaku simping.