Di kolong langit jingga muda,
Awan berarak rapi merenda,
Lembut melukis gambaran cinta,
Menakjubkan entah hingga mana.
Sebuah gubuk berdiri sendiri,
Tertegun, menyaksikan hari pergi,
Hening, diam-diam padi menari,
Ingatkanku pada cinta yang harusnya abadi.
Kita seperti langit dan tanah ini,
Bersanding namun selalu merindui,
Tak memiliki tapi rasa enggan mati,
Cinta kita berpendar, meski malam menanti.
Maukah kau duduk bersamaku di sini,Â
Di bawah atap langit yang menari,
Menyulam hari dalam keheningan ini,
Menjadi cerita cinta yang takkan terganti?
Buru, 13 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H