Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hanya Diperankan Wanita: Meminimalisir Penggunaan Pembalut Wanita Sekali Pakai

18 Juni 2024   15:00 Diperbarui: 18 Juni 2024   15:07 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menstruasi adalah salah satu kodrat wanita yang tidak pernah dirasakan oleh para pria. Seluk beluk kebutuhan ketika mentruasi tentu membutuhkan kebijakan para wanita untuk mengatasinya. Salah satu kebutuhan primer ketika menstruasi adalah penggunakan pembalut wanita untuk kebersihan, kenyamanan dan kesehatan.

Penggunaan pembalut wanita merupakan perihal lazim dan wajib. Pembalut berfungsi untuk menjaga kebersihan bagian tubuh wanita selama menstruasi berlangsung sekitar 7 hingga 14 hari.

Kenyamanan wanita selama menstruasi berlangsung sangat menentukan mood dan pikiran. Maka perlu kiranya diperhatikan dengan serius terkait kenyaman pada periode itu.

Menjadikan kenyamanan selama menstruasi itu suatu prioritas, kadang wanita lupa akan imbas dari limbah pembalut wanita sekali pakai yang dikenakan selama menstruasi. Limbah pembalut wanita sekali pakai sangat berimbas pada lingkungan sekitar. Bukan hanya limbah menstruasi yang menjadi permasalahan, tetapi limbah pembalut sekali pakai yang menjadi persoalan. Limbah pembalut sekali pakai itu membutuhkan waktu berabad-abad untuk terurai.

Bahan-bahan pembuatan pembalut sekali pakai berlapis-lapis dan limbahnya tidak ramah lingkungan. Dilansir dari Kompas.com, bahan pembalut sekali pakai adalah dari poliester, polietilen (PE), polipropilen (PP), campuran PE/PP, viskosa atau rayon, dan kapas. Bahan-bahan baku pembalut wanita sekali pakai tersebut berisiko memunculkan pencemaran lingkungan. Efek dari pencemaran pembalut wanita sekali pakai bukan hanya berimpas pada manusia saja, tetapi juga pada tumbuhan dan hewan air.

Dilansir dari CNN Indonesia bahwa produk pembalut wanita juga meninggalkan jejak karbon yang cukup banyak. Dalam satu tahun, produk ini meninggalkan jejak karbon setara dengan 5,3 kilogram karbondioksida.

Jadi, limbah pembalut wanita sekali pakai merupakan salah satu penyumbang karbon untuk pencemaran bumi. Meminimalisir penggunaan pembalut sekali pakai dapat membantu mengurangi sumbangan karbon yang tidak ramah bumi tersebut.

Gunakan Menspad atau Pembalut Wanita Cuci Ulang

Zaman sebelum adanya pembalut sekali pakai, wanita yang sedang menstruasi menggunakan kain berlapis untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan. Tetapi cara ini dianggap tidak praktis lagi ketika pembalut sekali pakai diproduksi. Potongan pembalut sekali pakai mengikuti lekuk bagian tubuh sehingga lebih nyaman dipakai.

Untuk meminimalisir penggunaan pembalut sekali pakai, sekarang tidak harus kembali ke zaman dulu dengan menggunakan kain yang bentuknya tidak mengikuti lekuk kebutuhan wanita. Telah diproduksi sejak beberapa tahun terakhir menspad atau pembalut cuci ulang.

Bentuk menstrual pad/ menspad menyesuaikan dengan bentu pembalut sekali pakai yang tidak kalah nyaman. Bahan menspad didominasi oleh bahan kain yang dapat dicuci dan digunakan kembali.

Jika menspad dicuci dengan benar dan disimpan di tempat yang bersih, maka bulan berikutnya aman untuk digunakan kembali. Maka selain aksi reduce pembalut wanita sekali pakai, sekaligus menggalakan aksi reuse pembalut wanita. Dengan begini meminimalisir limbah pembalut sekali pakai dapat direalisasikan.

Menggunakan Pembalut Sekali Pakai Saat Perjalanan Jauh

Tidak dapat dipungkiri walau sudah menggunakan pembalut wanita cuci ulang, pembalut wanita sekali pakai masih saja dibutuhkan. Pengalaman pribadi, walau sudah rutin menggunakan pembalut cuci ulang, saya tetap membeli pembalut wanita sekali pakai untuk sesekali.

Penggunaan pembalut sekali pakai hanya saya gunakan ketika menstruasi dan harus melakukan perjalanan jauh. Misalnya perjalanan yang membutuhkan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari seperti perjalanan naik kapal.

Pembalut wanita harus ganti setiap 3 jam sekali agar terjaga kebersihannya. Dengan begitu, sungguh tidak memungkinkan menggunakan pembalut cuci ulang ketika dalam perjalanan jauh.

Jika hanya berjam-jam kerja di luar rumah, dapat tetap menggunakan menspad atau pembalut wanita cuci ulang. Sebab di siang atau sore hari, pembalut kotor yang diganti selama di tempat kerja dapat dibawa pulang dan dibersihkan. Tetapi jika dalam perjalanan jauh yang menempuh durasi berjam-jam bahkan berhari-hari, tentu akan sangat sulit untuk menemukan tempat untuk mencuci dan mengeringkan pembalut cuci ulang tersebut.

Maka, saya hanya akan menggunakan pembalut wanita sekali pakai, saat perjalanan panjang atau darurat saja. Dengan begitu, tidak harus setiap bulan membeli dan menggunakan pembalut penyumbang limbah karbon tersebut.

Walau tidak secara total meninggalkan pembalut wanita sekali pakai, tetapi dengan cara ini, wanita dapat meminimalisir menyumbang limbah karbon akibat pembalut sekali pakai yang tidak ramah lingkungan tersebut.

Adanya limbah pembalut wanita sekali pakai hanya melibatkan para perempuan, dan aksi meminimalisir menyumbang limbah pembalut sekali pakai ini juga hanya dapat dilakukan oleh perempuan. Sebagai perempuan, ayo kita mulai! Dimulai dari diri, dan sebarkan untuk para perempuan yang saling mengasihi bumi.

Aksi serupa dalam gaya hidup berkelanjutan juga dikampanyekan oleh Oxfam Indonesia yang berfokus pada hak perempuan dan anak. Dengan begitu peran perempuan untuk mewujudkan Oxfam dan transisi energi adil akan berangsur terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun