Berbagai macam istilah dalam hubungan asmara. Bukan hanya istilah "gebetan dan pacaran" di dalam sebuah hubungan. Tetapi terdapat begitu banyak istilah yang berkembang seiring zaman. Seperti istilah "ghosting, badut, PHP, prowling, zombie-ing" dan masih banyak istilah lain dalam percintaan.
Mungkin perilaku ghosting sudah dianggap sangat kejam, pergi begitu saja tanpa penjelasan apapun. Tetapi masih ada yang tidak kalah kejam dari ghosting, yaitu prowling. Dalam Bahasa Inggris, prowling sendiri berarti berkeliaran.
Pada praktiknya, seseorang yang melakukan prowling itu tidak dapat dipegang keteguhannya dalam membina hubungan. Seorang prowler memiliki kebiasaan menghilang tanpa kabar. Tetapi setelah sekian waktu, dia hadir kembali menawarkan cinta yang seolah-olah dapat diharapkan. Tetapi dengan seenak hatinya dia bisa menghilang lagi tanpa kompromi. Begitu terus siklusnya dalam sebuah hubungan.
Seseorang yang menjadi korban prowling tentu kebingungan dengan sikap kekasihnya itu. Sesekali tampak begitu cinta dan mesra, sesekali hilang tanpa sebab dan tidak dianggap. Jelas, korban seorang prowler sangat dipermainkan perasaannya.
Parahnya, ada seorang prowler yang cukup lama tanpa kabar dan tidak menghargai perasaan kekasihnya, tiba-tiba muncul kembali ketika kekasihnya itu sedang bersusah payah untuk move on. Karena sisa cinta itu masih ada, tentu usaha move on itu ambyar seketika. Korban-korban prowling biasanya akibat terlalu cinta.
Pernah ada di posisi korban prowling, kini di pikiran saya hanya menyisakan perasaan merasa bodoh bahwa pernah lama bertahan dari seorang prowler. Bahkan ending-nya prowler itulah yang akhirnya memutuskan hubungan setelah melakukan prowling berkali-kali. Awalnya pernah merasa tidak percaya diri lagi. Jujur, peristiwa itu menyisakan trauma yang cukup berat.
Mengapa ada orang yang suka melalukan prowling? Apa salahnya beri kepastian. Iya ya iya, tidak ya tidak. Kan beres urusannya.
Prowler tidak ingin kehilangan penggemar
Setelah dianalisis, perilaku prowling itu disebabkan karena seseorang tidak ingin kehilangan penggemarnya. Biasanya korban prowling itu adalah seseorang yang terlalu bucin (budak cinta). Korban berada di posisi yang lebih mencintai dan rela berkorban. Maka muncul sikap semena-mena pada seorang prowler.
Ketika terdapat sesuatu pada perasaannya, seorang prowler dapat seenaknya pergi dan bersikap acuh tak acuh kepada kekasihnya. Toh, kapan pun ingin kembali, pasti tetap akan diterima kembali. Dia tidak memikirkan bagaimana perasaan dan keresahan yang dialami kekasihnya itu.
Seorang prowler kembali lagi pada kekasihnya setelah melanglang buana atas perasaan yang lain bukan berarti dia merasa bersalah dan kembali untuk menetap. Bukan itu, sewaktu-waktu dia bisa saja pergi lagi mencari penambat perasaan lainnya. Dia kembali dan mondar-mandir hadir di dalam perasaan seseorang hanya karena takut kehilangan penggemar.