Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Meminimalisir Limbah Domestik: Bijak Menggunakan Detergen

17 Januari 2024   20:38 Diperbarui: 18 Januari 2024   01:00 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iustrasi limbah detergen yang merusak lingkungan (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Kalau bisa dan memungkinkan, cucilah pakaian sendiri atau cuci di rumah saja. Kalaupun menggunakan jasa laundry, baiknya gunakan jasa agen laundry yang memberi kebebasan bagi customer untuk menggunakan detergen pilihan dan menakar detergennya sendiri bahkan memasukkan pakaian kotornya ke mesin cuci sendiri seperti di luar-luar negeri. 

Sayangnya, jasa laundry di Indonesia, biasanya memanjakan pelanggan tahu beres saja. Tinggalkan pakaian kotor, ditimbang, bayar dan pakaian bersih diterima beberapa waktu kemudian.

Keuntungan mencuci pakaian sendiri adalah dapat menentukan jenis detergen berserta takaran yang digunakan. Dengan begitu, aksi menjaga lingkungan dari limbah detergen dapat diimplementasikan.

Untuk pelanggan jasa laundry, mungkin kiat yang satu ini cukup berat. Tetapi, ini adalah langkah sederhana yang dapat dilakukan demi kelestarian air dan tanah dari limbah detergen yang faktanya sangat berbahaya bagi ekosistem air dan tanah. Habit baik ini akan berdampak besar ketika diterapkan secara maksimal. Sebab langkah ini akan menerapkan dua hal sekaligus, yaitu dapat meminimalisir penggunaan detergen sekaligus dapat memilih detergen ramah lingkungan saat mencuci sendiri. 

Menggunakan kembali limbah detergen

Sekilas limbah detergen tidak ada gunanya lagi untuk kebutuhan rumah tangga. Tetapi jika lebih cermat lagi, limbah detergen bekas cucian masih dapat digunakan kembali sebelum benar-benar disalurkan ke pipa pembuangan.

Tampung limbah detergen dalam penampungan ember atau bak plastik. Kemudian gunakan kembali untuk beberapa hal kebutuhan rumah tangga yang memungkinkan.

  • Gunakan limbah detergen untuk membersihkan closet/ WC. Setidaknya penggunaan ditergen lebih dari satu kali ini akan menggurangi penggunaan detergen berlebih. Jika membersihkan closet menggunakan limbah detergen dirasa belum bersih benar, dapat diulangi lagi pembersihannya dengan menggunakan pembersih toilet. Dengan diawali membersihkan menggunakan limbah detergen, maka selanjutnya pembersih closet cukup digunakan sedikit saja.
  • Gunakan limbah detergen untuk mencuci keset dan kain pel. Setelah disikat bersih, kemudian dibilas dengan air bersih.
  • Gunakan limbah detergen untuk mencuci lantai kamar mandi. Setelah merasa cukup dalam membersihkan lantainya, cukup bilas dengan air bersih. Jika butuh pewangi, gunakan pewangi ruangan saja. Bukan pewangi yang terdapat pada sabun lantai atau detergen.

Bijak menggunakan pewangi pakaian pada cucian. Biasanya wangi detergen tidak cukup memuaskan, maka pewangi pakaian pada cucian dibutuhkan. Padahal pewangi pakaian dibilasan terakhir itu juga memiliki andil dalam mencemari air dan tanah setelah hanyut menjadi limbah. Pewangi pakaian juga dapat menjadi limbah yang tidak kalah berbahaya.

Saya berharap dari ulasan ini, pembaca dapat melek dan sadar dalam meminimalisir limbah detergen. Langkah sederhana yang akan menjadi kebiasaan baik itu akan mampu berdampak besar bagi aksi menjaga lingkungan dari limbah domestik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun