Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Meminimalisir Limbah Domestik: Bijak Menggunakan Detergen

17 Januari 2024   20:38 Diperbarui: 18 Januari 2024   01:00 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iustrasi limbah detergen yang merusak lingkungan (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Limbah detergen kerap dihasilkan dari setiap saluran pembuangan rumah tangga. Masyarakat umumnya mencuci pakaian menggunakan detergen demi kebersihan dan wewangi pakaian. Limbah detergen akan mengalir pada saluran pembuangan yang bermuara ke sungai, laut, atau pekarangan rumah yang mengakibatkan masalah lingkungan yaitu polusi air dan tanah.

Air dan tanah menjadi kebutuhan yang vital di setiap aspek kehidupan, maka pencemaran akan sangat berdampak bagi kehidupan manusia dan sekitar. Limbah detergen dapat mengakibatkan bakteri pengurai di dalam air mati. Sehingga zat-zat polutan yang terurai di dalam air tidak dapat diproses secara alami. Jika zat polutan tidak dapat diproses, maka akan berakibat meracuni biota air.

Bukan hanya polusi air, polusi tanah juga sangat berimbas bagi kehidupan. Limbah detergen dapat mengurangi kesuburan tanah yang dapat mengakibatkan cacing dan tanaman mati.

Mungkin akan kesulitan untuk melakukan recycle/daur ulang atau reuse/penggunaan kembali limbah detergen. Maka, yang paling mudah disiasati adalah melakukan reduce atau minimalisir penggunaan detergen saat mencuci pakaian.

Masing-masing individu pasti memiliki caranya sendiri-sendiri terkait menjaga lingkungan dari limbah domestik. Saya memutuskan untuk mengulas limbah yang dianggap enteng padahal sangat berakibat fatal, yaitu limbah detergen. 

Berikut beberapa cara yang saya lakukan dalam menanggulangi limbah detergen dari rumah. 

Takar detergen secukupnya

Mungkin ada yang berasumsi bahwa semakin banyak detergen yang dibubuhkan ke pakaian saat dicuci, maka akan semakin baik, semakin bersih dan semakin wangi hasilnya. Tetapi pemikiran tersebut tidak diimbangi dengan kesadaran akan kerusakan lingkungan di sekitar.

Bijak menakar detergen saat mencuci pakaian itu penting untuk meminimalisir limbah air bekas cucian. Langkah paling mudah untuk pemula yang ingin menjaga lingkungan dari limbah detergen adalah menggunakan detergen secukupnya saja. Walau limbah tetap dihasilkan, tetapi setidaknya kerusakan air dan tanah tidak seekstrim jika pemakaian detergen tak terkendali.

Perlu diperhatikan kembali takaran pemakian yang benar pada kemasan detergen. Tidak asal tuang saja, baik detergen bubuk maupun cair. Langkah awal yang paling mudah ini diharapkan akan membawa dampak positif untuk langkah-langkah lebih baik selanjutnya.

Menggunakan detergen ramah lingkungan

Cara paling aman adalah gunakan detergen yang ramah lingkungan. Biasanya detergen seperti ini dibuat dari bahan-bahan alami. Detergen jenis ini tidak begitu diminati sebab hanya memiliki busa yang sedikit. Jadi, mengurangi kepuasan bagi penyuka busa melimpah. Detergen ramah lingkungan juga memiliki kadar parfum yang rendah sehingga tidak terlalu wangi. Itu juga menjadi salah satu sebab masih banyak yang memilih detergen dengan banyak kandungan zat kimiawi yang tidak ramah lingkungan. Padahal busa sedikit itu justru menghemat air dan wewangian atau kandungan parfum pada detergen juga mengambil andil dalam merusak lingkungan. 

Harga detergen ramah lingkungan juga tidak beda jauh dengan detergen biasanya. Tidak ada jarak harga jelata dan sultan, cenderung hampir sama saja. Maka, beralih ke detergen ramah lingkungan rasanya paling ampuh untuk langkah berikutnya dalam menjaga lingkungan dari salah satu limbah domestik yaitu air detergen bekas cucian.

Mencuci sendiri tanpa jasa laundry

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun