Bahkan jika ada murid dengan tipe yang suka belajar di luar kelas untuk menghirup udara segar. Sesekali disilakan untuk keluar membawa konten pembelajaran.Â
Saya pernah mencobanya saat mengajar kelas 7 dengan materi culinary. Ada anak yang mencari kosakata di kamus, ada yang dapat kosakata dari buku, gambar, video. Tetapi ada juga yang ingin keluar dan mencari kosakata terkait culinary di bungkus-bungkusan makanan. Maka mereka saya silakan keluar untuk berburu kosakata tersebut pada bungkusan-bungkusan bekas makanan.
Setelah proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar, lagi-lagi dapat diidentifikasi bahkan pembelajaran berpihak pada kebutuhan murid. Dengan begitu filosofi pendidikan nasional yang digaungkan oleh Ki Hajar Dewantara dapat terpenuhi.
Diferensiasi produk
Dalam setiap proses pembelajaran, biasanya akan ada produk yang dihasilkan sebagai tugas atau latihan. Terlebih lagi jika model pembelajarannya Project Based Learning (PjBL) biasanya selalu ada aneka produk yang dihasilkan.
Produk yang dihasilkan dari pembelajaran murid tidak harus seragam semuanya untuk mendapatkan nilai yang seragam dan baik pula. Produk yang dihasilkan juga pastinya harus berdiferensiasi sesuai dengan kemampuan dan kemauan.
Minat dan bakat anak tidak semua sama. Diskusikan dan tanyakan kembali bentuk produk apa yang diminati dan diinginkan. Beri murid kebebasan untuk memilih.
Produk biasanya dapat berupa naskah, video, rekaman audio, gambar, komik, poster dan banyak lain sebagainya. Untuk anak-anak yang lekat pada teknologi, biasanya suka membuat produk video dan audio. Untuk anak-anak yang suka menggambar, dapat mengerjakan tugasnya dalam bentuk komik, poster atau grafik-grafik.
Bahkan produk-produk ini dapat dijadikan konten pembelajaran kedepannya. Dengan menghasilkan produk sesuai dengan kemampuan dan kemauan murid, maka pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan filosofi pendidikan terlaksana.
Demikian ulasan pembelajaran berdiferensiasi keterkaitannya dengan filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara yang menjadi panutan dunia pendidikan. Di mana pembelajaran haruslah berpihak pada murid agar murid dapat kembali pada kodrat alam dan kodrat zamannya sendiri. Guru tidak berhak untuk merenggut kodrat murid tersebut dengan keegoisannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H