Kamis, 26 Oktober 2023, dilaksanakan aksi nyata oleh Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kabupaten Buru dari SMP PGRI Mako. Tindakan aksi nyata adalah proses implementasi sebuah teori dari modul yang telah dipelajari, didiskusikan dan dianalisis. Maka, dari modul dengan judul Budaya Positif, Calon Guru Penggerak melaksanakan sesi berbagi bersama kepala sekolah dan rekan guru tentang beberapa teori budaya positif yang sudah dan dapat dilakukan di sekolah.
 Budaya positif yang disampaikan di dalam forum adalah proses penyusunan keyakinan kelas, posisi kontrol guru dan penerapan langkah-langkah segitiga restitusi. Tiga poin bagian-bagian budaya positif itu disampaikan dengan tujuan dan harapan besar untuk dapat diterapkan di sekolah secara berkelanjutan.
Kenyakinan kelas
Dari penyampaian sesi berbagi tersebut diambil ranah paling kecil di sekolah yaitu kelas. Mengapa keyakinan kelas, bukan aturan kelas? Sebab aturan adalah pernyataan-pernyataan yang harus ditaati  kelas dibuat oleh guru dan harus dijalankan oleh objeknya, objek tersebut adalah murid.
Tujuan Penerapan Keyakinan Kelas:
- Mewujudkan Merdeka belajar pada murid
- Mewujudkan disiplin positif kepada murid
- Membentuk karakter yang positif pada murid melewati kebiasaan-kebiasaan positif, perilaku positif, serta keteladanan dari seluruh warga sekolah (Guru dan murid)
- Menumbuhkan semangat belajar kepada murid
Sedangkan keyakinan kelas adalah pernyataan-pernyataan yang harus dilaksanakan di kelas yang dibuat oleh guru dan murid, disepakati bersama dan dilaksanakan bersama. Uraian tentang langkah-langkah menyusun keyakinan kelas dapat dilihat melalui link berikut klik tautan di sini
Posisi kontrol guru
Posisi kontrol guru variatif. Tidak semua guru berada di posisi kontrol yang sama. Dengan karakteristik yang berbeda-beda sudah tentu guru menempatkan posisi kontrolnya juga berbeda. Posisi kontrol adalah suatu program disiplin positif yang berpusat pada murid. Dilansir melalui serangkaian riset dan berdasarkan pada teori kontrol Dr. William Glasser, disimpulkan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru yaitu Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau, dan Manajer.
Ciri-ciri posisi kontrol sebagai penghukum:
- Melakukan hukuman fisik dan verbal
- Berkata kasar dan bernada tinggi
- Suka menyindir
- Merasa caranya sudah paling benar
Ciri-ciri posisi kontrol sebagai pembuat rasa bersalah
- Menguluarkan kata-kata kekecewaan
- Menunjukan bahwa seolah guru adalah korban dari prilaku murid
- Kata-katanya tenang namun menyalahkan murid
Ciri-ciri posisi kontrol sebagai teman:
- Suara guru ramah
- Bersenda gurau
- Memuat murid ketergantungan pada orang lain
- Menciptakan murid tidak mampu mandiri
Ciri-ciri posisi kontrol sebagai pemantau:
- Suara guru datar saja
- Guru mengarahkan murid berdasarkan konsekuensi