Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengasah Literasi Bahasa dengan Menulis

13 Oktober 2023   07:10 Diperbarui: 13 Oktober 2023   17:43 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengingat terdapat beberapa bahasa daerah di Indonesia yang hampir bahkan telah punah, tidak menutupi bahwa adanya kekhawatiran kelak Bahasa Indonesia tidak familiar di negaranya sendiri. 

Sebagai warga negara Indonesia, apakah Anda merasa telah menggunakan Bahasa Indonesia yang benar dalam kehidupan sehari-hari?

Pertanyaan itu jelas menampar kita yang dalam keseharian menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah, bahkan bahasa asing. Maka itulah perlu adanya aktivitas mengasah literasi Bahasa Indonesia.

Melek bahasa adalah kemampuan yang telah dimiliki setiap orang. Banyak cara untuk dapat mengasah kemampuan melek/literasi bahasa tersebut. Salah satunya adalah mengasah literasi bahasa dengan menulis.

Menulis adalah kegiatan menuangkan apa saja yang diketahui, dipikir, dilihat, didengar dan dirasakan dalam sebuah bahasa dengan bentuk verbal. 

Menulis bukan cara orang belajar dasar sebuah bahasa, tetapi menulis adalah aktivitas mengasah bahasa yang sudah dikuasai agar lebih baik dan berkembang lagi.

Habit membaca sebelum menulis

Sudah diketahui secara umum bahwa aktivitas menulis itu biasanya diawali dengan kegemaran membaca. Jika menulis itu adalah sebuah makanan, makan membaca adalah nutrisi yang terkandung di dalamnya. Maka menulis tanpa membaca ibarat orang kurang gizi, hasilnya tidak berbobot.

Membaca itu dilakukan untuk riset, observasi dan mencari referensi sebelum menulis. Dengan begitu menulis dapat dijadikan ajang mengasah kemampuan literasi berbahasa yang efektif.

Jika kemampuan membaca adalah skill menerima informasi, maka menulis adalah skill memproduksi/menyampaikan informasi. Di mana informasi yang dihasilkan atau disampaikan itu dapat dapat dibaca oleh orang lain dan digunakan untuk mengasah kemapuan melek bahasa bagi orang lain juga. Maka aktivitas menulis bukan hanya mengasah kemampuan berliterasi bahasa, tetapi juga dapat digunakan sebagai cara untuk mengembangkan literasi bahasa secara berkelanjutan dalam jangka panjang.

Memperdalam kemampuan bertata bahasa

Menulis dapat sekalian dijadikan ajang berlatih menggunakan berbagai elemen penulisan, seperti tata bahasa, tanda baca dan struktur kalimat. Untuk memulai menulis, tidak perlu belajar secara khusus tentang tata bahasa. Cukup selalu praktik dan selalu belajar memperbaharui kemampuan bertata bahasa  sebagai perbaikan. Penulis baru dapat belajar sembari praktik menulis.

Pengalaman pribadi saja bahwa saya bukan orang yang expert dalam bidang Bahasa Indonesia. Saya bukan lulusan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Justru saya lulusan Bahasa dan Seni, program study Bahasa Inggris. Dari mana kemampuan tata bahasa untuk modal menulis? Kemampuan dasar menulis yang saya dapat dari sekolah SD hingga SMA itulah modal saya, kemudian seiring praktik menulis, sekalian belajar secara otodidak tata bahasa Indonesia yang benar.

Ini artinya bahwa aktivitas menulis mampu memperdalam kemampuan bertata bahasa. Imbasnya adalah kemampuan literasi bahasa semakin terasah.

Mengembangkan kemampuan verbal

Kemampuan verbal telah dimiliki orang setiap orang yang mampu berbicara baik lisan maupun tulisan dalam suatu bahasa. Kemampuan verbal sendiri berarti kemampuan seseorang dalam hal memahami kosa kata dan analogi verbal.

Dengan menuliskan apa-apa yang terinspirasi dari apa yang telah dibaca, dilihat, didengar dan dirasakan, maka kemampuan olah kata itu semakin berkembang. Saat aktivitas menulis dilaksanakan, maka kemampuan verbal ini diasah lebih tajam lagi.

Saat menulis, perbendaharaan kata akan semakin banyak. Biasanya penulis suka menyematkan kosa kata baru dalam tulisannya. Kosa kata yang sebelumnya belum pernah digunakan, akan dicoba-coba untuk digunakan dalam penulisan.

Mulai menulis

Untuk teman-teman yang baru mau memulai menulis. Mungkin merasa bingung untuk memulai dan akan dikemanakan tulisan-tulisan tersebut. Saya memiliki beberapa rekomendasi sesuai dengan pengalaman pribadi saja atau dari teman-teman sesama penulis amatir seperti saya.

Pertama, coba bergabung dengan komunitas yang berbasis mendalami ilmu kepenulisan. Pastikan juga komunitas itu memiliki kredibilitas yang mumpuni. 

Di Kompasiana ini contohnya, begitu banyak komunitas yang dapat dimanfaatkan untuk mengasah literasi bahasa.

Beberapa manfaat berada di dalam komunitas adalah:

  1. Mewadahi minat menulis.
  2. Relasi yang sefrekuensi
  3. Kelas menulis
  4. Berkesempatan publish

Kedua, menulis di platform daring. Sebenarnya sudah diketahui secara meluas, begitu marak platform daring yang dapat dijadikan wadah untuk menuangkan karya tulis. Tetapi saya memilih Kompasiana untuk menjadi wadah menayangkan hasil tulisan saya. Teman-teman dapat mencoba platform novel daring, blogging sepeti ini, atau menulis sesederhana di sosial media pribadi.

Ketiga, menulis buku. Menulis buku mungkin aktivitas yang paling membutuhkan waktu panjang. Menulis buku butuh konsistensi menulis yang tinggi untuk mewujudkan tercetaknya sebuah buku yang layak diakui kualitasnya. Berikut beberapa langkah untuk menerbitkan buku:

  1. Tabungan naskah (rutin menulis)
  2. Editing/sunting
  3. Mencari penerbit terpercaya

Demikian ulasan terkait mengasah kemampuan literasi bahasa dengan cara menulis. Semoga selalu  semangat menulis demi menebar manfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun