Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Soal Pilihan Ganda Dihapus: Jawaban Ulasan dan Pendapat Lebih Berpihak pada Murid

22 September 2023   14:12 Diperbarui: 4 Oktober 2023   02:58 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soal pilihan ganda | shutterstock via kompas.com

Bagaimana jika soalnya diubah menjadi sebuah ulasan pengalaman? Jadi, siswa memaparkan sesuai dengan konsep yang dipahami dan dilakoni dalam kehidupannya.

Contoh soal uraian yang diubah: Setiap anak memiliki hak dan kewajiban, hak apa yang telah kamu dapatkan dan kewajiban apa yang telah kamu tunaikan sebagai murid di sekolah? Ceritakan pengelamanmu!

Dengan soal seperti di atas tampak berpihak pada murid sebab murid tidak perlu menghafal redaksi kata dari sebuah definisi. Yang penting murid paham betul apa itu hak dan kewajiban selama proses pembelajaran maka dengan mudah dia akan menceritakan/mengulas pengalamannya sebagai contoh nyata bahwa dia telah memahami materi.

Mengubah soal uraian dengan jawaban pendapat

Setiap anak memiliki pendapatnya masing-masing. Beda isi kepala, beda pula opininya. Jika mengubah soal uraian yang biasanya membutuhkan jawaban dari sebuah definisi, dengan jawaban yang membutuhkan opini/pendapat maka jawaban akan lebih variatif. Jawaban-jawaban itu jelas jujur keluar dari buah pikir murid. Jika ada jawaban yang sama persis antara satu murid dengan murid lainnya, sudah dapat dipastikan murid tersebut menyontek. Mudah terditeksi daripada soal dalam bentuk pilihan ganda atau soal uraian dalam bentuk definisi.

Semua anak dibekali pikiran dan keinginan, tentu akan lebih mudah menjawab soal uraian yang membutuhkan pendapatnya sendiri sebagai jawaban daripada menghafalkan definisi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa soal jenis ini berpihak pada murid dan pola pikir murid.

Contoh soal uraian biasanya: Apa pengertian toleransi?

Mulai  dari anak SD sudah banyak yang mengerti maksud dari toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi jika di dalam proses pembelajarannya telah diberikan banyak contoh-contoh real juga. Rasanya menanyakan definisi tolensi sendiri adalah sesuatu yang percuma. Sulitnya lagi jika murid tidak hafal redaksi kata dari definisinya. Tidak penting seberapa hafal, yang penting seberapa murid paham.

Contoh soal uraian yang diubah: Budi adalah murid baru di kelasmu, dia berasal dari luar daerah yang memiliki dialek berbeda. Teman-teman sekelas mengejek Budi karena dialeknya khas dari daerah lain. Bagaimana pendapatmu dengan kondisi ini? Apa yang harus kamu lakukan untuk tetap menghormati perbedaan?

Soal uraian seperti ini, murid tidak membutuhkan jawaban tepat sesuai definisi yang ada di buku catatan. Bentuk soal ini jelas-jelas membutuhkan pendapat murid. Murid bebas menulis jawaban apa saja sesuai dengan pendapat yang dikehendaki. Dengan begitu, guru dapat memahami sebijak apa murid itu dalam merealisasikan nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan mengubah soal uraian menjadi dua jenis yaitu soal yang membutuhkan ulasan dan pendapat, murid akan cenderung menyukai soal uraian daripada soal pilihan ganda yang membutuhkan jawaban paten. Soal uraian yang meminta jawaban pendapat dan ulasan lebih fleksibel dalam menjawabnya.

Selain mengubah pola soal uraian, praktik berbasis proyek juga dapat menjadi solusi untuk menimbang pemahaman dan kemampuan murid. Jadi, soal pilihan ganda tidak melulu mampu menimbang kemampuan dan pemahaman murid yang sebenarnya.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun