Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Pentingnya Menjaga Attitude Penjual Online di Sosial Media

25 Juni 2023   20:00 Diperbarui: 27 Juni 2023   05:11 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: kompas.com (businessinsider.com) 

Jika pengunggahan produk tidak konsisten, biasanya pembeli akan berpikir dua kali untuk bertanya soal dagangan. Hari ini dia jualan atau tidak, ya? Mungkin itu pertanyaan yang akan timbul di benak calon pembeli.

Jadi, tetap eksis menawarkan produk di sosial media itu hukumnya penting untuk membangun personal branding sebagai pedagang online. Personal branding sebagai pedagang juga sangat menguntungkan.

Contoh dari pengalaman pribadi yang dulu sering mendapat direct message (DM) dari para calon pembeli yang menanyakan produk, keunggulan produk bahkan menanyakan promo bulanan.

Mengunggah sesuatu yang positif

Selain mengunggah dagangan di akun sosial media, penjual juga perlu mengunggah hal positif lainnya. Misalnya mengunggah kegiatan baik keseharian penjual. Mengunggah kata-kata motivasi yang membangun.

Unggahan positif diperlukan untuk memikat para calon pembeli pada akun penjual. Tidak perlu mengunggah perihal yang terlampau pribadi seperti jumlah saldo di rekening pribadi, gaji perbulan, atau isi hati perasaan cinta kasih tak sampai. Rasanya itu tidak dibutuhkan untuk para pemirsa/calon pembeli.

Jika rajin mengunggah kegiatan positif dan dapat menarik pemirsa, kesan baik yang akan melekat pada akun penjual. Akun yang menarik juga akan berpengaruh pada minat calon pembeli.

Tidak mengunggah sesuatu yang negatif

Salah satu pesan senior saat memulai usaha jualan online adalah sangat tidak dianjurkan untuk mengunggah perihal negatif di sosial media atau di akun yang sama untuk berjualan. Biasanya hal ini banyak dilanggar oleh para pedagang online.

Perihal negatif bukan hanya soal pornografi dan mengandung pelecehan unsur SARA, tidak seberat itu. Hal-hal sepele juga banyak yang sebenarnya mengandung unsur negatif yang dilupakan oleh para penjual online.

Berkeluh kesah di sosial media juga termasuk postingan negatif yang tidak perlu dibagikan di sosial media tempat berjualan. Coba bayangkan saja, contoh penjul secara tradisional di pasar. Jika calon pembeli menyaksikan penjualnya berkeluh kesah di hadapan dagangannya, apakah pembeli akan nyaman saat hendak membeli? Tentu tidak nyaman. Begitu pun dengan jualan online di sosial media. Jika isi postingannya berkeluh kesah, pembeli akan agak merasa sirih.

Apalagi postingan marah-marah hingga keluar kata-kata makian. Akun berdagang harus bersih dari unggahan marah-marah apalagi sampai melontarkan tulisan sumpah-merampah. Coba renungkan dan bayangkan, jika Anda hendak membeli, tapi melihat penjualnya uring-uringan, melontarkan kata-kata kotor, apakah Anda akan merasa nyaman? Tentu tidak nyaman, bukan?

Postingan nyinyir juga hindari sejauh-jauhnya. Siapa juga yang mau membeli jika penjualnya tukang nyinyir, secara logika seperti itu. Mungkin nyinyir, mengeluh, marah-marah adalah hal sederhana yang diwajarkan berkeliaran di sosial media, tetapi untuk akun yang digunakan jualan online, sebaiknya jangan terkontaminasi dengan postingan tidak penting itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun