Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan di Masa Kecil: Antara Kenangan yang tak Lekang dan Kenyataan yang Ditelan Zaman

2 April 2023   07:39 Diperbarui: 2 April 2023   07:57 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau mengingat masa-masa mercon bambu berjaya, seperti seru-seru lucu. Meniup-niup lubang di bambu, menyambarnya dengan api kecil dari lampu minyak, dan dapat mengeluarkan suara berdentum adalah kepuasan tersendiri. Merasa keren dan jago jika dentuman merconnya menggelegar.

Apadaya, mercon bambu bagi saya saat ini adalah kenangan. Lagi-lagi masih berharap bisa bermain mercon bambu lagi saat Ramadan. Usia dewasa, sibuk kerja, dan kondisi zaman sudah sulit untuk memungkinkan.

Ngabuburit Main Rumah-rumahan Beratap Daun Pisang

Entahlah, masih ada atau tidak anak zaman sekarang yang ngabuburitnya main rumah-rumahan yang atapnya daun pisang. Tiang-tiang rumahnya dari tumbuhan pagar di halaman rumah. Pagar zaman dulu adalah tumbuhan hidup, bukan tembok beton dan besi seperti sekarang.

Dulu, sambil menanti waktu berbuka puasa, membangun rumah-rumahan adalah aktivitas yang sangat menarik dan seru. Seperti zaman sekarang anak-anak lebih suka membangun rumah secara digital. Banyak permainan di ponsel dan laptop anak-anak yang konsepnya membangun dan menata rumah. Beda zaman dengan saya dulu yang membangun rumah-rumahan dengan atap daun pisang dan perkakasannya kaleng, botol dan apa saja yang dipungut dari sampah dapur.

Nostalgia masa kecil yang rasanya sudah tidak mungkin lagi untuk diulangi sekarang. Jika mengenang masa-masa itu, hanya bisa senyum-senyum sendiri.

Sebenarnya kenangan Ramadan masa kecil bukan hanya tiga permainan di atas, masih ada yang lain seperti jalan pagi setelah sahur dan salat subuh, tadarus Al Quran di masjid bersama teman-teman, salat tarawih dan lain sebagainya. Tetapi itu semua masih dapat dijumpai dan masih dapat saya lakukan hingga Ramadan saat ini. Namun mendengarkan dulag di kampung saya tinggal sekarang, mercon bambu dan main rumah-rumahan atap daun pisang, sudah tidak dapat dijumpai lagi untuk saat ini. Rindu dengan sangat tetapi setiap Ramadan tetap selalu istimewa dari tahun ke tahun. Berkah selalu, ya, Kompasianers!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun