Saya adalah seorang beauty enthusiast jadi berjualan kosmetik seperti itu membuat saya bahagia secara mental dan finansial walau berstatus menjadi guru honorer kala itu.
Mengasah minat dan bakat
Jangan sampai pekerjaan utama melupakan minat dan bakat yang dimiliki oleh diri. Asah minat dan bakat yang dimiliki, bukankah itu juga disebut hobi? Dan melakukan hobi yang selalu dianggap menyenangkan akan membuat hati bahagia.
Jangan timbun minat dan bakat dalam-dalam atau meninggalkannya jauh-jauh. Justru minat dan bakat dapat menumbuhkan diri menjadi sesuatu yang lebih dari orang lain. Banyak saya temui guru honorer yang merangkap bekerja sebagai penyanyi karena minat dan bakatnya ada di situ.
Banyak minat dan bakat yang dapat diasah sembari menjadi guru honorer sekalipun. Misalnya bakat menyanyi, bermain musik, menjahit, menulis, memasak dan lain sebagainya.
Saya sendiri selama menjadi guru honorer mengasah kemampuan saya dalam menulis. Bukan karena saya berbakat sangat, tetapi saya minat dan menjadi hobi. Saya terus menulis walau saat itu belum percaya diri untuk mempublikasikan.Â
Menulis menciptakan bahagia bagi hati dan pikiran saya, dan akhirnya saya menerbitkan buku untuk pertama kalinya di tahun 2019, status saya sudah CPNS kala itu, tetapi tulisan-tulisan dalam bukunya ditulis waktu masih menjadi guru honorer. Dan ternyata menulis adalah candu, saya tidak berhenti menulis hingga sekarang.
Beberapa tips untuk bahagia sebagai guru honorer mungkin dapat diimplementasikan dalam kehidupan sembari terus usaha menaikan status yang diinginkan.Â
Setinggi apapun usaha guru honorer untuk berbahagia, tetap menjalankan kewajiban menampilkan performa maksimal sebagai guru di kelas demi mencerdaskan kehidupan anak bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H