Pagi-pagi sepi
Bukan hari semarak yang kemarin lagi, sejak kau memilih pergi
Dering mimpi buruk bunyi tunggal di telanga
Memaksaku menyapa hari dengan menyibak kelupuk mata
Pagi-pagi sepi
Sepi bertutur ramah menyapa kosongnya hati
Aku masih seperti dulu yang kesakitan tanpa kau ada
Mengapa aku tampak bahagia? Karena aku mampu menahan laranya
Pagi-pagi sepi
Embun pun enggan berdenting memulai hari
Luka-luka yang kau tinggalkan masih mengaga
Hingga jumpai pada pagi-pagi berikutnya
Pagi-pagi sepi
Akankah sepi sirna disengat matahari?
Kudisadarkan bahwa di ujung sana masih ada asa
Karena bahagia hak seluruh manusia
Pagi-pagi sepi
Aku putuskan untuk terus berlari
Melarikan diri dari sepi yang memenjara
Karena ada mimpi harus diraih esok lusa
Pagi-pagi sepi
Kuhirup kehampaan tanpa namamu lagi
Awalnya aku telan dengan terpaksa
Tetapi esok dan lusa pasti akan terbiasa dan tertawa
Pulau Buru, 11 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H