Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Perempuan Sedunia: Sudahkah Perempuan Menguasai Skill Wajib dalam Kehidupan?

9 Maret 2023   20:59 Diperbarui: 9 Maret 2023   21:02 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berepatan pada Hari Rabu, 08 Maret 2023, diperingati sebagai Hari Perempuan Sedunia. Sekadar merayakan dan berbangga sebagai perempuan rasanya kurang cukup. Bagaimana dengan skill yang wajib dikuasai dalam kehidupan sehari-hari? Apakah sudah mumpuni. Di atas gencar dan maraknya istilah alpha female, perempuan tidak cukup hanya bertameng pada status gender agar para lelaki mengalah. "Kan aku perempuan, tolongin gitu lho, kan kamu laki-laki." Bahkan kalimat tersebut masih sering dilontarkan oleh kaum perempuan. Menjadikan keperempuanan sebagai senjata memperoleh pertolongan.

Tingkatkan skill perempuan, bukan agar tidak butuh bantuan lelaki, tetapi setidaknya tidak menjadi perempuan yang menunggu bantuan lelaki terus-menerus dengan dalih, "Kan aku perempuan" yang justru dimanfaatkan agar perempuan tidak kerepotan. Tidak usah muluk-muluk menjadi perempuan mandiri yang memimpin negara, perusahaan, instansi dan lain-lain yang menjadi ciri khas alpha female. Coba pimpin diri sendiri untuk dapat menguasai Skil yang harus dimiliki perempuan masa kini. 

Perempuan dapat mengemudikan kendaraan

Memang benar di zaman yang telah maju seperti sekarang ini manusia dipermudah dengan teknologi. Perempuan-perempuan dimudahkan dengan maraknya ojek dan taxi online jika butuh kendaraan. Tak hanya itu, perempuan juga tak jarang mengandalkan jemputan dari kekasihnya atau diantar suaminya. Banyak cara perempuan untuk dapat bepergian tanpa mengemudi sendiri.

Dari kemudahan-kemudahan perempuan untuk bepergian, bukan berarti perempuan tak harus memiliki kemampuan mengemudi sendiri. Pertanyaannya adalah: sampai kapan perempuan selalu mengandalkan kendaraan yang dikemudikan orang lain? Apakah perempuan tidak dapat ke mana-mana jika tak dibantu mengemudi oleh lelaki?

Jika perempuan berduit dapat membayar sopir pribadi, tetap harus memiliki skill mengemudi. Jika sopir pribadi berhalangan kerja, mobil dapat dikemudikan sendiri oleh perempuan tersebut. Jika tak mampu mengemudikan mobil, setidaknya sepeda motor.

Memiliki sumber penghasilan

Jika berbicara mengenai perempuan berpenghasilan, pasti terpikir perempuan kantoran atau pegawai negeri yang mengenakan seragam cantik. Mungkin pikiran seperti itu karena perkejaan tersebut ideal untuk perempuan. Perempuan-perempuan berpenghasilan yang bekerja di luar rumah, berangkat pagi pulang siang, petang atau bahkan malam.

Bagaimana dengan perempuan yang tidak ada kesempatan untuk keluar rumah sebab ada anak-anak yang masih harus dirawat dan belum mampu memperkerjakan pengasuh anak? Adanya anak dan harus stay di rumah bukan berarti perempuan harus puas dengan mengenadahkan tangan dari tulang punggung. Usaha atau bisnis dari rumah juga sudah marak di sosial media, jaringan internet sangat luas dan mempermudah perempuan untuk berbisnis.

Membuka butik, layanan laundry, membuka kios kelontong dapat dilakukan perempuan-perempuan dari rumah. Jika memiliki keterampilan, justru sangat membuka peluang untuk perempuan menghasilkan uang. Misalnya memiliki keterampilan menjahit, memasak, meyulam dan lain sebagainya.

Wanita memiliki penghasilan sendiri bukan berarti ingin bersaing dengan lelaki yang tugasnya sebagai tulang punggung. Wanita memiliki penghasilan agar tidak bergantung 100% pada sang lelaki. Percayalah dua sumber pernghasilan itu lebih baik dan yang pasti lebih banyak  income dalam rumah tangga.

Tidak sedikit saya temui, perempuan-perempuan dengan suami mapan, memutuskan untuk tidak mengasah kemampuan untuk menghasilkan uang. Ketika kemungkinan buruk terjadi dengan alasan apapun itu, perempuan akan kelabakan soal finansial.

Mampu mengelola keuangan

Bukan hanya mampu berpenghasilan tetapi juga perempuan harus mampu mengelola keuangan yang dimilikinya. Entah itu uang dari hasil kerjanya atau pun uang yang dinafkahkan oleh suaminya.

Sebanyak apapun uang di tangan perempuan, jika tidak memiliki kemampuan mengelolanya, maka akan habis begitu saja. Bisa jadi terburuknya adalah uang habis sebelum gajian berikutnya cair. Atau modal tak kembali dalam suatu usaha. Bisa juga untung dari usaha selalu habis terpakai dan hanya meninggalkan modal saja.

Kemampuan mengelola uang sendiri ataupun uang suami sangat penting. Jika mampu mengelola uang dan dapat menyisihkan untuk menabung, maka kemungkinan memiliki hutang itu tipis. Sebaik-baiknya perempuan yang mampu mengelola keuangan adalah wanita yang tidak meliliti suaminya dengan perihal hutang.

Perempuan mampu merias diri dan berpenampilan menarik

Perempuan sejatinya cantik secara keseluruhan. Tetapi cantik itu butuh dipertahankan. Cantik alami dan sudah dari sananya, bukan berarti dibiarkan saja. Banyak perempuan sudah merasa cantik dan merasa sudah laku/bersuami berpikir bahwa tidak berlu memiliki skill merias diri dan berpenampilan menarik. "Toh sudah laku." dalih mereka.

Perempuan merias diri bukan untuk dijual, kan? Merias diri dan berpenampilan menarik berfungsi untuk memuaskan diri sendiri. Jika perempuan memiliki kulit yang sehat terawat, glowing, tidak kusam, rambut tertata rapi, riasan makeup sesuai dengan kulit wajah, kuku-kuku bersih dan cantik, tumit kaki tidak pecah-pecah, mix and match pakaian yang serasi. Jika seperti itu, siapa yang puas? Diri sendiri ikut puas, bukan? Dan itu akan memberi dampak bahagia pada diri seorang perempuan.

Mampu mengoperasikan komputer/laptop

Mungkin bagi perempuan-perempuan yang tidak kerja di kantor akan merasa tidak perlu dan tidak penting baginya memiliki keahlian dalam mengoperasikan komputer. Padahal di era yang serba digital, sangat dimungkinkan perempuan-perempuan untuk mengoperasikan komputer.

Tingkatkan kemampuan mengoperasikan komputer, skill ini tetap akan diperlukan kapan pun itu. Walau sesederhana untuk webinar, mengajari anak, mencari barang di swalayan dan hal sederhana lainnya.

Kemampuan berbicara di depan umum

Jangan hanya menjadi perempuan yang bisanya berbicara di belakang yang seolah privasi tetapi membuka privasi orang lain. Coba asah kemampuan untuk dapat berbicara di depan khalayak atau dalam forum. Tidak harus menjadi MC atau guru untuk dapat berbicara di depan umum.

Perempuan dapat menjadi narasumber di berbagai kegiatan. Dari lingkup lingkungan sekitar sampai lingkup yang lebih luas. Perempuan yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum akan menjadi contoh lugas dan bijak bagi orang lain, khususnya bagi anak-anaknya sendiri.

Contoh yang paling sederhana di acara keluarga, RT, kelurahan, acara kantor, jadilah pengisi acara yang mengharuskan berbicara di depan umum. Perempuan yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum akan bijak ketika menyampaikan aspirasi dan inspirasinya.

Mungkin beberpa poin yang menjelaskan tentang skill yang harus dimiliki perempuan di atas tampak begitu remeh. Banyak yang berpikir bahwa yang penting perempuan mampu memasak dan mampu mengurus anak. Itu memang dasar, tetapi skill di atas itu akan sangat membantu perempuan dalam menjalani hari-hari. Selamat Hari Perempuan Internasional, salam bahagia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun