Merantau menjadi jalan bagi masyarakat untuk menempuh hidup yang lebih baik. Apa itu merantau? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merantau merupakan suatu aktivitas pergi ke wilayah lain untuk mencari penghidupan, ilmu dan lain-lain. Ini artinya merantau bertujuan memperbaiki kehidupan yang ada menjadi lebih baik lagi.
Pernahkah Anda merantau? Biasanya masyarakat Indonesia merantau dengan berbagai tujuan. Merantau untuk melanjutkan studi, juga merantau mencari pekerjaan yang lebih layak. Tidak sedikit juga yang merantau karena mengikuti program transmigrasi, seperti yang ada di Pulau Buru tahun 1979 lalu. Di mana masyarakat yang berasal dari Pulau Jawa yang padat penduduknya mengikuti program transmigrasi ke Pulau Buru yang masih luas lahannya.
Begitu beragam tujuan dan alasan orang merantau. Tetap dengan satu harapan yaitu mendapat penghidupan lebih baik di masa depan walau begitu keras pengorbanan.
Memperluas Zona Nyaman
Jika dengar istilah keluar dari zona nyaman, rasanya pasti tidak nyaman. Siapapun orangnya, pasti tidak ingin merasakan ketidaknhyamanan. Maka merantau tidak perlu dipikir sebagai langkah keluar dari zona nyaman, tetapi jadikan niat memperluas zona nyaman. Apa salahnya jika zona nyaman itu semakin luas? tidak perlu keluar dari zona nyaman dan kesulitan.
Merantau secara otomatis akan memperluas zona nyaman. Bukan perkara mudah memang untuk mengembangkan zona nyaman yang biasanya begitu-begitu saja. Fase memperluas zona nyaman akan sangat menantang, tetapi di situlah perantau akan berkembang.
Memperbanyak Relasi
Mungkin pernah berpikir bahwa seorang introvert, pendiam, pemalu, tidak supel, akan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang-orang baru ketika merantau. Bisa gagal rencana merantau karena ketakutan dengan hal-hal buruk yang bahkan belum terjadi. Ketakutan jika kesulitan, ketakutan tak ada tempat mengadu, dan ketakutan lainnya yang melibatkan orang lain.
Percayalah, ketika merantau dan bertemu orang-orang baru yang tak mampu dibatasi oleh diri, di situ akan ada tuntutan memperluas relasi demi mempertahankan hidup muncul dengan sendirinya. Mengapa? Karena seorang perantau akan dipaksa oleh keadaan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang baru dikenal.
Seorang pemalu akan berusaha mencarri kos-kosan dan berinteraksi dengan pemilik kos-kosan. Juga akan berinteraksi dengan tetangga-tetangga baru. Seorang pendiam akan berinteraksi dengan orang-orang tertentu ketika mencari kerja. Sifat tertutup apapun pasti akan terdesak keadaan untuk memperbanyak relasi.
Manusia di bumi ini sangat banyak, keluarlah dan temukan mereka. Merantau akan mengajarkan membangun relasi yang baik untuk bertahan hidup.
Memiliki Jiwa Juang Tinggi
Merantau meninggalkan keluarga tercinta, entah untuk kuliah atau mencari nafkah, membentuk seseorang memiliki jiwa pejuang yang tinggi. Apalagi jika di rantauan hidup sebatang kara, jiwa mengandalkan orang lain akan luruh sedikit demi sedikit. Memiliki juang yang tinggi untuk mencapai tujuan merantau pasti akan menggelora.
Jika teringat betapa jauhnya kaki melangkah ke tanah rantau, betapa keluarga tercinta ditinggalkan, betapa rindu kampung halaman tempat dilahirkan harus tertahan, pasti perantau ingin kembali ke daerah asal dalam keadaan lebih sukses. Dengan begitu, jiwa perantau untuk berjuang akan lebih tinggi dibanding orang-orang yang nyaman tanpa juang yang berarti dengan difasilitasi orang tua.
Banyak bukti perantau yang pulang membawa ijazah, pulang membawa bisnis yang lancar, pulang membawa status sebagai pegawai teladan, dan banyak lain yang diraih oleh para perantau.
Sehat-sehat dan semangat selalu para perantau. Sukses menyertai saya dan Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H