Halo Kompasianers! Selamat Tahun Baru 2023. Semoga seluruh resolusi tahun ini akan terpenuhi. Sampai tahun 2023 ini, adakah buku yang ingin dibaca tetapi belum kebeli? Buat kalian pecinta dan pengoleksi buku, yuk simak cara memahami ciri-ciri buku asli agar terhindar dari beli buku bajakan.Â
Walau sudah banyak buku yang terbit dalam bentuk e-book, tetapi buku dalam bentuk cetak (printed) masih diminati pecinta buku. Mencetak buku bajakan masih menjadi peluang bagi oknum curang yang sasarannya ada para pecinta buku cetak. Mereka menyalin/copy, menyetak dan menjualnya secara illegal.
Tentu banyak pihak yang dirugikan dengan khasus buku bajakan ini. Buku original dijual dengan pajak, dan royalti untuk penulisnya. Menerbitkan sebuah buku pun melibatkan banyak pihak yang berhak mendapatkan keuntungan. Sedangkan buku bajakan dijual liar dan yang diuntungkan hanya pelaku pembajakan saja. Padahal hukuman bagi pembajak tidak main-main yaitu kurungan penjara 4 tahun dan denda dari 100 juta rupiah hingga 4 miliar. Â Hukuman ini tertera dalam Undang-undang no 28 Tahun 2014 tentang hak cipta.
Bukan tidak peduli dengan kerugian yang dialami penulis, penerbit dan semua pihak yang berperan menerbitkan buku, terkadang pembelian buku bajakan bukan hal yang sengaja dilakukan. Ternyata masih banyak masyarakat yang masih awam tentang perbedaan ciri buku asli dan bajakan. Yuk simak mengenali ciri-ciri buku bajakan!
Harga sangat murah
Pernahkah menemui buku dengan label best seller terbaru, belum ada diskon tetapi murahnya diluar nalar? Bisa 50% lebih murah dari harga asli. Seperti ini patut dicurigai keorisinalitasnya karena sasaran pembajak adalah buku-buku best seller terbaru yang sedang digandrungi para pecinta buku.
Kualitas Sampulnya rendah
Raba dan perhatikan baik-baik cover/sampul buku. Kualitas sampul buku bajakan lebih rendah dari aslinya. Dari segi warna dan kualitas bahan sampul, hingga yang paling mencolok adalah jika sampul buku yang aslinya terdapat hologram dan efek timbul pada huruf atau gambarnya (emboss) yang tidak akan ada pada buku bajakan.
Begitu juga kualitas perekat sampulnya. Pada buku bajakan, perekat tidak rapi dan helai halaman buku mudah lepas. Pembajak tidak menggunkan perekat berkualitas baik seperti yang digunakan percetakan penerbit yang asli. Jadi buku bajakan akan mudah rusak.
Tinta dan kertas seperti foto kopi
Buka isi lembaran halaman buku! Pada buku bajakan kualitas tinta jauh lebih rendah, tidak setajam buku original. Agak buram tinta hasil cetakannya seperti hasil foto kopi.
Begitu pula dengan kualitas kertasnya. Lebih mirip dengan kertas buram untuk coretan ketika ulangan matematika. Sangat berbeda dengan buku cetakan asli yang lebih terang dan licin.
Saat sudah memahami ciri-ciri fisik buku original dan bajakan, lalu bagaimana caranya mendapatkan buku asli tanpa ragu. Tidak terlalu sulit untuk mendapatkan buku aslinya jika bener-bener berniat untuk menghentikan mata rantai yang merugikan industri penerbitan.
Kredibilitas Toko Buku
Belilah buku di toko buku terpercaya. Toko buku yang kredibilitasnya tidak memungkinkan menjual buku bajakan. Tidak cukup hanya melihat review dan berapa bintang yang disematkan oleh pembeli karena buku yang dijual di toko buku yang tidak terpercaya masih memungkinkan dislundupi buku bajakan.
Beli di penerbit
Membeli buku di penerbitnya langsung akan menepis segala keraguan soal keaslian atau tidaknya sebuah buku. Untuk cari amannya belilah buku di mana buku itu diterbitkan. Selain menjamin keaslian juga menjamin kualitas buku itu sendiri.
Beberapa penerbit di Indonesia menyediakan jasa penjualan buku secara daring yang mudah diakses calon pembeli. Tentu hal ini mempermudah pecinta buku untuk mendapatkan buku asli dengan kualitas terbaik.
Langsung beli ke penulis
Terdapat cara yang tak kalah mudah untuk mendapatkan buku terbitan original. Beli buku langsung ke penulisnya. Keaslian buku pasti terjaga. Walau penulis tidak menjual bukunya sendiri, tetapi penulis dapat memberi akses ke mana pembeli bisa mendapatkan buku asli.
Penulis adalah pihak yang sangat dirugikan dengan maraknya buku bajakan. Jerih payahnya tak mendapatkan royalti dari buku-bukunya yang terjual jalur bajakan. Miris sekali, bukan?
Mari kita hindari membeli buku bajakan walau harganya menggiurkan murahnya. Mari prioritaskan kualitas dan menjunjung tinggi nilai keaslian buku.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H