Tanggal 03 oktober 2022 lalu diselenggarakan pelatihan menulis fiksi mini (flash fiction) Bersama Duta Baca Indonesia, Bapak Gol A. Gong. Berkerjasama dengan lingkup Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo dan SIP Publishing. Pelatihan diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional 2022, maka para pesertanya juga para guru dari penjuru Indonesia.
Pelatihan dilaksanakan secara daring, live zoom. Acara disambut oleh Drs. Tono Prihatono, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, sedangkan materi fiksi mini disampaikan secara langsung oleh Bapak Gol A. Gong. Setelah pelatihan, para peserta mendapatkan modul materi dan mendapatkan sertifikat 32 JP setelah mengirimkan naskah. Menulis dan mengirimkan naskah masuk ke dalam salah satu kegiatan yang tercantum di sertifikat.
Untuk naskah terpilih kurasi, dibukukan bersama penulis legendaris Gol A. Gong. Terdapat 796 naskah lolos seleksi dan dibukukan dalam 10 judul buku.
Tanggal 24 November 2022 kemarin adalah puncak acara, peluncuran 10 judul buku hasil naskah terseleksi dan pengumuman 10 besar naskah terbaik. Atas izin Tuhan, salah satu dari naskah saya masuk dalam 10 besar. Benefit masuk 10 besar adalah mendapatkan piala, piagam, bukti terbit gratis dan lain-lain.
Berikut tips agar naskah lolos seleksi dan dapat menulis sebuku dengan penulis idola, bahkan dapat masuk dalam 10 besar atau bahkan juaranya. Tips ini saya jabarkan sesuai dengan pengalaman pribadi mengikuti salah satu ajang menulis.
Tulisan yang paling dikuasai
Sebelum menjajal ajang menulis yang lebih menantang, cobalah terlebih tulisan yang paling dikuasai. Jika yang paling dikuasai itu menulis puisi, maka cobalah ajang lomba menulis puisi. Tidak ada salahnya memang mengikuti semua ajang menulis, tetapi mencoba yang paling dikuasai untuk uji kemampuan itu lebih baik. Jika jenis tulisan yang paling dikuasai masuk menjadi juaranya, maka cobalah jenis tulisan lain yang diinginkan. Setidaknya sudah bertengger menjadi juara untuk jenis tulisan yang paling dikuasai.
Jika jenis tulisan yang paling dikuasai belum mampu tembus seleksi suatu ajang menulis, biasanya akan sulit untuk menembus ajang menulis untuk jenis tulisan lain. Maka tulisan yang paling dikuasai sangat baik untuk dijadikan batu loncatan.
Simak dengan baik persyaratan naskah
Sebelum mengirim naskah andalan/terbaik, simak baik-baik seluruh persyaratan naskah. Biasanya syarat naskah itu berupa format naskah, panjang naskah dan keaslian naskah.
Format naskah biasaya berupa jenis huruf, spasi, ukuran huruf, margin dan format dokumen. Panjang naskah juga biasanya sudah ditentukan minimal dan maksimalnya. Jadi memilih jalur tengah-tengah adalah jalan aman. jangan terlalu dekat dengan minimal, juga jangan lebih dari maksimal. Yang sedang-sedang saja dan ditengah-tengah bersyaratan.
Keaslian naskah wajib dipastikan, jika keaslian naskah diragukan oleh kurator, sudah pasti naskah tersingkir. Pastikan naskah bukan hasil salin tempel atau menjiplak tulisan orang lain. Ide boleh terinspirasi dari tulisan orang lain, tetapi jangan diadopsi, cukup diadaptasi.
Mengirim maksimal naskah
Banyak penyelenggara yang hanya menerima maksimal 1 naskah untuk setiap peserta lomba. Namun jika penyelenggara memberi jumlah maksimal naskah yang dapat dikirim lebih dari satu, maka kirimlah lebih dari satu naskah atau sesuai jumlah maksimal. Hal ini dilakukan agar kesempatan lolos seleksi lebih besar.
Misalnya dalam ajang menulis fiksi mini bersama Gol A. Gong menerima maksimal 3 naskah untuk masing-masing peserta, maka saya mengirim 3 fiksi mini agar kesempatan lolos seleksi lebih besar. Benar saja, 3 judul fiksi mini terpilih semua untuk dibukukan dan satu diantaranya lolos masuk 10 besar.
Mengirim naskah tepat waktu
Durasi pengiriman naskah tentu sudah ditentukan oleh penyelenggara. Biasanya sejak pengumuman lomba sampai tenggat waktu akhir itu sekitar satu bulanan. Manfaatkan waktu semaksimal mungkin. Jika Anda adalah pencita deadline atau biasa disebut deadliner, tidak menjadi masalah asal mengirim naskah tidak lewat dari deadline walau hanya sedetik.
Biasanya penulis yang suka menunda-nunda, justru bukan hanya mengirim naskah terlambat, tetapi justru tidak sempat mengirim naskah sama sekali. Jika mengirim naskah tepat waktu, kemungkinannya ada dua, pertama lolos seleksi, kedua belum lolos seleksi. Tetapi jika lewat waktu atau bahkan tak sempat mengirim naskah, maka kemungkinanannya hanya satu, yaitu tak ada naskah yang terkurasi sama sekali.
Mengirim naskah tepat waktu juga memiliki keuntungan lebih, yaitu naskah akan mendapat perhatian lebih dari kurator atau juri. Juri memeriksa naskah tidak dengan terburu-buru dan naskah dapat diperiksa dengan seksama.
Demikian tips naskah lolos seleksi dari saya. Semoga bermanfaat, semangat menulis teman-teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H