Padahal ini sangat keliru, cap sombong akan disandang. Banyak penulis-penulis professional yang sudah sangat terkenal memiliki prilaku yang menjadi panutan bagi pembaca-pembacanya, yang seperti ini akan memiliki pembaca setia.
Banyak Belajar Lagi dan Bergaul dengan Penulis-Penulis Berprestasi Lain
Percaya bahwa di atas langit masih ada langit, kan? Percaya pula bahwa padi semakin berisi semakin merunduk? Segala ilmu dalam kepenulisan yang dipahami itu belum selesai, ilmu sangatlah luas, tak akan pernah habis untuk dipelajari.Â
Semakin banyak belajar, semakin kita merasa bodoh (kurang ilmu). Apa yang mau disombongkan? Dengan terus belajar, maka star syndrome enggan menyerang diri karena masih terus merasa kurang dan ingin belajar lebih lagi.
Apalagi jika bergaul dengan para penulis senior dengan bertumpuk prestasi. Bukannya jadi sombong tapi mungkin malah minder. Bergaul dengan para senior yang karya tulisnya sudah mumpuni bukan untuk menjadikan kita terkucil tetapi justru menyadarkan kita bahwa orang hebat itu sangat banyak dan perlu mencontoh dan belajar dari mereka. Apalagi mereka orang-orang yang memprioritaskan kualitas karya di atas popularitas. Kita akan malu dan star syndrome dapat lenyap berangsur.
Sekian tips untuk menjadi rendah hati dan terhindar dari penyakit star syndrome yang justru merugikan penulis itu sendiri. Semangat menulis teman-teman, semoga karya kita selalu bermanfaat bagi pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H