Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menulis Ekspresif: Healing yang Ampuh, Murah dan Melegakan

31 Juli 2022   17:51 Diperbarui: 31 Juli 2022   18:04 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Macam-macam cara orang memulihkan dirinya dari tekanan berbagai masalah dan pekerjaan. Dari mengambil waktu untuk cuti kerja dan pergi jalan-jalan, berkebun untuk bercocok tanam sayuran dan tanaman hias, bernyanyi dan bermain musik, atau menulis ekspresif untuk menuangkan keresahan dan tekanan yang dialami.

Menulis ekspresif adalah aktivitas mengungkapkan apa yang terjadi, apa yang dirasa dan apa yang ingin disampaikan oleh seseorang dalam bentuk tulisan. Dalam menulis ekspresif tidak berlaku aturan-aturan  baku dalam penulisannya. Penulis bebas merangkai huruf menjadi kata dan kata menjadi kalimat hingga berlembar-lembar paragraf.

Menulis ekspresif dicetuskan oleh James Whiting Pennebaker, seorang psikolog asal Amerika. Sebuah teknik meluapkan tekanan, peristiwa traumatis untuk mengurangi dampak emosional dari peristiwa tersebut. 

James W. Pennebaker (2017) menyatakan bahwa menulis ekspresif merupakan suatu bentuk pengungkapan diri, dengan cara bebas berekpresi melalui tulisan, sesuai dengan kondisi setiap individu.

Memulihkan Tekanan Mental

Yang dimaksud tekanan mental bisa berupa trauma, depresi, stress, kecemasan, ketakutan, masalah yang rumit dan lain sebagainya yang menyangkut pikiran dan perasaaan. 

Tekanan mental tidak selamanya kasat mata, justru banyak yang mengalami namun tidak terdikteksi siapapun, walau orang sekitar. Biasanya penderita akan sering melamun, menangis diam-diam, sering terbangun tengah malam akibat dari mimpi buruk, dan banyak gejala lainnya.  

Menulis ekspresif dipercaya dapat menjadi terapi pemulihan atau menyembuhan dari tekanan yang diderita mental seseorang. Tidak semua orang dapat meluapkan perasaannya kepada orang lain, tetapi orang yang sedang mengalami tekanan mental akan sangat semakin menderita jika sendiri. Maka menulis ekspresif dapat menjadi jalan keluarnya untuk meringgankan beban. 

Sedikit demi sedikit tulisannya tentang deritanya dapat menjadi teman paling setia, dengan begini penderita tidak merasa sendiri. Menulis menjadi wadah atau objek luapan perasaan yang tidak ingin diketahui oleh orang lain.

Tulisan dalam menulis ekspresif dapat berupa luapan pengalaman, kemarahan, kekesalan, ketakuan bahkan dapat berupa penyesalan yang tak mampu diungkap secara lisan. 

Perasaan dan tekanan yang selama ini hanya dipendam dalam emosi terdalam. Maka menulis ekspresif dapat menjadi solusi healing paling ampuh, murah dan melegakan bagi penderita yang butuh pemulihan tekanan mental.

Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tekanan, trauma dan depresi berpotensi menyebabkan berbagai penyakit pada fisik penderitanya. Ada berbagai penyakit fisik terkait dengan tekanan mental , yaitu tekanan darah, sulit tidur dan gangguan denyut jantung. 

Jika depresi dan beban mental lainnya dapat tersalurkan setelah terapi menulis ekspresif, secara berlahan tekanan darah akan menjadi normal dan denyut jantung berangsur normal pula.

Seseorang dengan derita mental seperti trauma dan depresi biasanya tidak dapat tidur dengan lelap. Mimpi-mimpi buruk tak ubahnya hantu dan membangunkan tubuhnya di tengan malam. 

Gangguan tidur ini dapat menyebabkan berbagai penyakit pada fisik. Dengan terapi menulis ekspresif, tubuh pun dapat diatur untuk jadwal tidur yang baik dan lebih lelap setelah masalah tersalurkan melalui tulisan. Kondisi tubuh akan berangsur membaik dan kekebalan tubuh meningkat.

Jenis Tulisan Menulis Ekspresif

Tidak ada jenis tulisan dalam menulis ekspresif, tulisan bersifat bebas sebebas-bebasnya. Tidak diperlukan ejaan yang sempurna atau sesuai kajian kamus Bahasa, maupun jenis tulisan yang lumrah dibaca. Namun jika mau, bisa dicoba untuk menulis dengan jenis tulisan yang disukai.

Tulisan dapat dalam bentuk buku harian yang di dalamnya dapat berisi keluh kesah, amarah, sumpah serampah, harapan dan segala bentuk luapan perasaan. Buku harian sifatnya pribadi maka bebas si pemiliknya untuk meluapkan apa saja.

Penderita juga dapat menulis puisi yang dramatis sehingga perasaan lebih larut dan sampai bersimbah air mata. Kata-kata yang puitis dari dalam dirinya dapat menjadi bait-bait pelipur lara dan nelangsa.

Jika ternyata penderitanya adalah seorang penulis atau orang yang sudah biasa menulis dengan berbagai aturan, menulis ekspresif dapat dalam bentuk cerita pendek atau cerpen. Saya sendiri beberapa kali melakukannya. Meluapkan kekesalan dan ketakutan dalam bentuk cerpen.

Yang lebih Panjang lagi, penderita dapat menulis ekspresif dalam bentuk novel seperti yang dilakukan mantan presiden RI Almarhum B. J. Habibie ketika ditinggal oleh mendiang isterinya. Duka mendalam membawa beliau dalam keresahan yang dituangkan dalam sebuah novel berjudul Habibie dan Ainun.

Menulis ekspresif tak perlu diedit atau disensor, silakan menulis sebebasnya karena menulis untuk terapi dan konsumsi pribadi. Beda hal jika tulisan tersebut hendak dipublikasikan ke khalayak ramai.

Tulisan ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi yang selalu menuangkan keresahan, tekanan dan penyesalan dalam tulisan ekspresif untuk mengurangi gangguan jantung yang saya derita. Menulis ekspresif menjadi salah satu cara untuk healing yang murah dan melegakan, bukan? Semoga tulisan ini bermanfaat, ayo menulis dan semua akan baik-baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun