Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tulisanmu Kurang Pembaca, Masihkah Lanjut Menulis?

24 Juni 2022   14:06 Diperbarui: 8 Juli 2022   11:09 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."

Kutipan dari Pramoedya Ananta Toer penulis Tetralogi Buru ini dapat dipahami bahwa tulisan akan hidup selamanya walau penulisnya sudah tidak di dunia.  Itu sebabnya penulis berlomba-lomba untuk memiliki banyak pembaca.

 Tujuannya agar dibaca, dipahami, diingat, dikenang, jadi pelajaran dan abadi. Semua itu adalah benar ekspektasi seorang penulis setelah tulisannya tayang. 

Lalu bagaimana jika ide yang susah payah  ditulis tetapi tak ada yang mengapresiasi? Giliran penulis lain yang unggah, menayangkan atau menerbitkan tulisan, banyak yang mengapresiasi. Masih haruskan lanjut menulis?

Menulislah dengan Ikhlas

Teruslah menulis bahkan jika tak ada seorang pun yang membaca tulisan tersebut. Buang jauh-jauh pikiran bahwa menulis untuk dikenal, dipuji dan butuh pengakuan dari orang lain. Perbaiki kembali pola pikir ini. 

Walau benar semua tulisan itu butuh pembaca tetapi menulislah seikhlas mungkin karena menunggu pujian dan pengakuan dari orang lain itu akan sangat melelahkan. Lanjut menulis, setidaknya tulisan itu berguna untuk dirimu sendiri.

Menulislah untuk Berbagi

Writing is sharing. Pasti ada pengalaman, pendapat dan ilmu yang ingin dibagikan dalam tulisan. Perbiasakan menulis yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain yang akan jadi pembaca. 

Walau tidak banyak yang membaca tulisan yang sudah dituangkan dengan segenap kemampuan, setidaknya ada manfaat yang sempat dipetik oleh segelintir pembaca tersebut. Alasan ini bisa dijadikan semangat untuk tidak berhenti menulis. Yakinlah tulisanmu bermanfaat dan dapat membawa perubahan walau kecil.

Setiap Karya Akan Menemukan Jodohnya

Setiap tulisan yang diakui sebagai suatu karya oleh penulisnya itu pasti akan menemukan jodohnya. Jodoh yang dimaksud adalah seseorang atau sesuatu yang membutuhkan karya tersebut.  

Misalkan tulisan di blog pribadi yang diunggah, bisa jadi suatu saat ada yang membutuhkan. Puisi dan cerpen juga bisa diikutkan lomba-lomba menulis nasional, siapa tau bertemu jodohnya di event tersebut. Kirimkan tulisan ke media-media massa, jika sesuai kriteria pasti akan dimuat, dan percayalah di situ jodohnya. 

Ketika menulis, yakinlah tulisan bersebut cepat atau lambat akan bertemu dengan jodohnya dan dapat dituai manfaatnya. Maka teruslah menulis dan tetap menulis!

Waktu terlalu Singkat Kalau Hanya menyaksikan Tulisan Orang Lain Berjaya

Berhenti menulis karena kecewa tulisan tidak banyak apresiasi, kemudian menyaksikan tulisan orang lain memiliki banyak pembaca dan digemari. Akankah hanya puas menjadi saksi kejayaan penulis lain? 

Bukan berniat untuk bersaing tetapi mimpi kita untuk menjadi penulis hebat punya hak untuk diwujudkan. Waktu terlalu singkat, jika berhenti dan rehat sejenak, ingatlah untuk memulai kembali. Mimpi penjadi penulis jangan dibiarkan hanya sebatas mimpi.

Lalu bagaimana usaha agar tulisan bisa dibaca secara luas dan lebih banyak pembaca yang dapat memetik manfaatnya. Apakah diam saja dan hanya menunggu pembaca? Tentu tidak. 

Setelah menulis dengan ikhlas, diniati untuk berbagi dan yakin tulisan akan bertemu jodohnya, terus menulis dan  usaha agar tulisan memiliki pembaca tetap berjalan.

Beberpa cara untuk mempromosikan tulisan agar dilirik pembaca adalah menyelenggarakan bedah buku. Peserta yang mengikuti bedah buku berpeluang untuk membeli buku yang dibedah. Promosi di media sosial pribadi cukup marak belakangan ini. 

Jika tulisan di blog atau platform menulis daring, bagikan tautan di media sosial lumayan efektif. Selanjutnya lakukan personal chat yang mungkin akan dianggap spam tetapi akan sangat wajar jika yang ditawari langsung di direct message itu orang-orang terdekat. Mulailah menebar kebaikan pada orang terdekat. 

Semangat menulis tetap berkobar, ya. Sesedikit apapun pembacanya. Fokus menulis yang bermanfaat, pasti akan berkah dan diminati banyak pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun